Persija Ketularan Tren Klub Rival Tradisional

By Minggu, 26 Maret 2017 | 07:10 WIB
Aksi gelandang baru Persija, Muhammad Hargianto (depan), pada laga uji coba timnas Indonesia kontra Myanmar di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Selasa (21/3/2017). (HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET)

“Cita-cita saya sejak kecil memang bermain di Persija. Rumah saya sekarang di Tangerang. Semoga keputusan ini bisa mendatangkan peruntungan bagus buat perkembangan karier sepak bola saya,” ujar Hargianto kepada BOLA.

Kedatangan Hargianto menambah kuantitas putra daerah Jakarta di Persija, meski jumlahnya tergolong masih minim dibandingkan rival-rival tradisional seperti Arema FC, Persib Bandung, Persipura Jayapura, dan PSM Makassar.

Empat klub itu cenderung memprioritaskan pemain asli teritorial masing-masing, yaitu Malang, Bandung, Jayapura, dan Makassar. Jumlahnya mencapai dua digit berdasarkan skuat terkini jebolan Piala Presiden 2017.

Baca Juga:

Keberadaan putra daerah di Arema, Persib, Persipura, dan PSM rata-rata mengemban peran penting sebagai pemimpin di atas lapangan.

Ban kapten yang melingkar di lengan Johan Ahmad Farizi (Arema) dan Atep Rizal (Persib) adalah buktinya.

Sementara itu, Ardan Aras, Syamsul Chaeruddin, dan Rasyid Bakri bergantian menjabat kapten PSM di TSC 2016.

Ian Louis Kabes yang berstatus putra daerah Jayapura menduduki jabatan deputi kapten Persipura setelah Boaz Solossa dan Ricardo Salampessy.

Faktor Historis

Berkaca dari sejarah, Persija terhitung jarang melestarikan putra daerah meskipun legenda-legenda mereka banyak yang merintis karier dari klub-klub internal, mulai dari Tan Liong Houw (PS Tunas Jaya), Soetjipto Soentoro (PS Setia), Sinyo Aliandoe (PS Maesa), Iswadi Idris (MBFA), hingga Oyong Liza (Jakarta Putera).