Inilah Perbandingan Inter Milan 2010 dan Juventus 2017

By Anggun Pratama - Rabu, 3 Mei 2017 | 18:17 WIB
Selebrasi kemenangan pemain Inter Milan usai mengalahkan Bayern Muenchen di partai final Liga Champions 2009-2010 di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, (22/5/2010).
JASPER JUINEN/GETTY IMAGES
Selebrasi kemenangan pemain Inter Milan usai mengalahkan Bayern Muenchen di partai final Liga Champions 2009-2010 di Stadion Santiago Bernabeu, Madrid, (22/5/2010).

Ada beberapa hal membuat Juventus 2016-2017 dengan Internazionale Milano di 2009-2010 sangat mirip. Bila di akhir musim 2009/10 Inter mengamankan tiga gelar dan menjadi klub Italia pertama yang sanggup meraih tiga gelar dalam semusim, Juventus tentu berharap bisa menyamai prestasi Inter mengamankan trigelar. Berikut adalah kemiripan situasi plus sedikit perbedaan antara Inter dengan Juventus.

SERIE A: Satu-satunya Perbedaan


Striker Juventus, Paulo Dybala, merayakan gol yang dia cetak ke gawang Genoa dalam laga Serie A di Juventus Stadium, Turin, Italia, pada 23 April 2017.(MARCO BERTORELLO/AFP)

Inter 2009/2010

Inter menjalani Serie A di musim ini sedikit lebih berat ketimbang Juventus di 2016/17. Pesaing Inter memang cuma satu, yakni AS Roma. Meski begitu, Roma sangat konsisten menempel Inter.

Inter bahkan harus terpeleset ke posisi dua usai menjalani laga pekan ke-33. Pasukan Jose Mourinho ditahan imbang Fiorentina 2-2, sementara AS Roma menang 2-1 atas Atalanta. Roma unggul satu poin.

Baru setelah menyelesaikan pekan ke-35 Inter kembali naik ke peringkat pertama. Di pekan itu, Inter menang 3-1 atas Atalanta sementara Roma takluk 1-2 dari Sampdoria. Inter pun unggul dua poin dan tak tertahan hingga akhir musim.

Baca Juga:

Juventus 2016/2017

Juventus relatif "mudah" mengarungi musim ini. Memang ada dua pesaing utama Juventus, yakni Roma dan Napoli. Hanya, kedua pesaing itu sangat inkonsisten.

Juventus malah bisa dibilang melenggang tanpa hadangan serius. Hingga pekan ke-34, Juventus unggul semblian poin dari Roma di peringkat dua.

Juventus memegang kendali total Serie A 2016/17 sejak awal musim. Bakal menjadi kejutan luar biasa bila I Bianconeri gagal mengamankan gelar musim ini.

COPPA ITALIA: Selalu Tuan Rumah dan Melawan Wakil Kota Roma di Final


Aksi selebrasi penyerang Juventus, Gonzalo Higuain (kiri), bersama Paulo Dybala seusai mencetak gol ke gawang Napoli dalam laga semifinal Coppa Italia di San Paolo, Naples, 5 April 2017.(FRANCESCO PECORARO/GETTY IMAGES)

Inter selalu menjadi tuan rumah sejak memulai langkah di babak 16 besar musim tersebut, kecuali tentu saja satu laga di semifinal yang memiliki format kandang-tandang.

Di laga final, Inter pun berstatus sebagai tuan rumah. Lawan yang dihadapi adalah wakil Kota Roma, AS Roma. Inter menang 1-0 di final.

Kemiripan terjadi di ajang ini. Juventus 2016-2017 terus berstatus sebagai tuan rumah kecuali pada satu laga semifinal yang menggunakan sistem kandang-tandang.

Kesamaan lain adalah Juventus di partai final juga menghadapi wakil dari Kota Roma. Bedanya, final tahun ini Lazio yang menjadi lawan.

Coppa Italia 2009-2010

  • 16 Besar: Inter vs Livorno 1-0
  • Perempat Final: Inter vs Juventus 2-1
  • Semifinal: Inter vs Fiorentina 1-0; Fiorentina vs Inter 0-1
  • Final: Inter vs Roma 1-0

Coppa Italia 2016-2017

LIGA CHAMPIONS: Menyingkirkan Barcelona


Gelandang Inter Milan, Wesley Sneijder, merayakan keberhasilan timnya mengalahkan Barcelona dalam laga leg kedua semifinal Liga Champions 2009-2010 di Stadion Camp Nou, Barcelona, (28/4/2010).(JASPER JUINEN/GETTY IMAGES)

Inter 2009/2010

Persamaan selanjutnya adalah soal menyingkirkan Barcelona di ajang Liga Champion. Inter total empat kali bertemu dengan Barcelona. Sepasang terjadi di fase grup, sisanya di semifinal.

Hasil di empat besar sangat krusial karena tentu saja meloloskan mereka ke final. Di Giuseppe Meazza, Inter menang 3-1, sementara di Camp Nou kalah 0-1.

Laga di Camp Nou dramatis karena Inter harus bermain dengan 10 pemain sejak menit ke-28 setelah Thiago Motta mendapat kartu kuning kedua.

Langkah di Fase Gugur

  • 16 Besar: Inter vs Chelsea 2-1; Chelsea vs Inter 0-1
  • Perempat Final: Inter vs CSKA 1-0; CSKA vs Inter 0-1
  • Semifinal: Inter vs Barcelona 3-1; Barcelona vs Inter 1-0
  • Final: Muenchen vs Inter 0-2

Baca Juga:

Juventus 2016/2017

Juventus juga sanggup menyingkirkan Barcelona. Bedanya momen tersebut terjadi di perempat final. Cara Juventus menyingkirkan Barca tergolong luar biasa karena tak kebobolan dalam dua laga kandang-tandang.

Di J-Stadium, Juventus menang 3-0. Di Camp Nou, Juventus menahan imbang tanpa gol. Hal ini bak sebuah pertunjukkan kemampuan bertahan top Juventus.

Juve menargetkan menjadi juara, tentu dengan syarat awal adalah dengan menyingkirkan AS Monaco di semifinal.

Langkah di Fase Gugur

TRANSFER: Menjual Pemain Terbaik, Dapat Striker Argentina


Gonzalo Higuain merayakan gol pertama Juventus ke gawang Bologna pada partai lanjutan Serie A di Juventus Stadium, Minggu (8/1/2017).(MARCO BERTORELLO/AFP)

Inter 2009/2010

Inter memutuskan melego pemain terbaik mereka, Zlatan Ibrahimovic ke Barcelona. Ibra merupakan pencetak gol terbanyak Serie A 2008/09 dengan total 25 gol dan menjadi pemain tertajam Inter sejak 2006/07.

Sebagai ganti, Inter mendatangkan penyerang Argentina dalam wujud Diego Milito. Ia mengemas 22 gol di Serie A, enam gol di Liga Champions, dan membuat gol-gol di laga besar.

Milito membuat dua gol di final LC. Ia juga membuat gol di laga terakhir Serie A kontra Siena. Inter cuma menang 1-0, tetapi cukup untuk mengamankan scudetto. Milito pun menjadi penentu kemenangan 1-0 di final Coppa Italia.

Baca Juga:

Juventus 2016/2017

Juventus juga membuat kebijakan serupa. Paul Pogba bisa disebut sebagai pemain terbaik Juventus dalam beberapa musim terakhir. Harga jual ke Manchester United yang mencapai 105 juta euro alias yang termahal di dunia cukup dijadikan bukti.

Juventus pun seperti mengikuti langkah Inter dengan membeli penyerang asal Argentina. I Bianconeri mendapatkan Gonzalo Higuain dari Napoli.

Sejauh ini, Higuain sudah membuat 23 gol plus dua assist (hingga 3/5/2017). Di Liga Champion, ia sudah mengemas tiga gol. Di Coppa Italia pun Higuain membuat tiga gol dalam tiga pertandingan.

Tinggal dinanti saja apakah tambahan golnya hingga akhir musim bakal berbuah tiga gelar buat Juventus.

FORMASI: Winger Tak Murni


Penyerang Inter Milan, Samuel Eto'o, melakukan selebrasi seusai mencetak gol pertama timnya lewat titik penalti saat melawan Bari di Stadion Giuseppe Meazza, Milan, (23/8/2009).(CLAUDIO VILLA/GETTY IMAGES)

Inter 2009/2010

Saat Samuel Eto'o pindah ke Inter, pasti ia tak menyangka bakal dijadikan pemain sayap oleh Jose Mourinho. Sejak pertengahan musim, ia dijadikan pemain sayap kiri atau kanan dalam sistem 4-2-3-1, dengan tugas ekstra buat bertahan.

Ketajamannya menurun drastis karena ia cuma membuat 16 gol dalam 48 laga di semua ajang. Pengorbanan itu tak sia-sia karena Inter mengamankan tiga gelar dalam semusim.

Baca Juga:

Juventus 2016/2017

Lagi-lagi terdapat kemiripan, yang bisa dibilang paling mencolok. Mario Mandzukic, penyerang tengah nan jangkung, dijadikan pemain sayap oleh Massimiliano Allegri. Bedanya, Mandzukic difokuskan bermain di sisi kiri.

Mandzukic juga punya tugas ekstra dalam hal defensif. Total golnya cuma delapan biji. Lagi-lagi, Mandzukic pasti berharap pengorbanannya buat tim bisa berbuah prestasi seperti Eto'o.

 

Supercoppa Italiana: Kalah di Piala Super


Pemain Juventus tampak lesu setelah dipastikan kalah dalam adu penalti melawan AC Milan di laga Piala Super Italia di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Jumat (23/12/2016).(BIJURAJ/GETTY IMAGES)

Langkah Inter memasuki 2009-2010 tak istimewa. Di ajang Piala Super Italia, mereka kalah dari Lazio. Di Beijing National Stadium, China, Inter takluk 1-2.

Gol dari Francelino Matuzalem dan Tommaso Rocchi hanya bisa dibalas oleh gol debut Samuel Eto'o buat Inter. Meski tak memulai musim dengan baik, Inter memastikan musim 2009-2010 berakhir dengan luar biasa.

Juventus juga tak beruntung di ajang Piala Super Italia. Di edisi 2016, Juventus menghadapi AC Milan. Laga digelar di Stadion Jassim Bin Hamad, Doha, Qatar.

Milan berstatus sebagai runner-up Coppa Italia 2016, sementara Juventus juara Serie A dan Coppa Italia 2015-2016.
Di laga Piala Super Italia, kedua tim bermain imbang 1-1 hingga 120 menit.

Juventus lantas kalah adu penalti dengan skor 3-4. Mario Mandzukic dan Paulo Dybala gagal mengeksekusi penalti.

 

Piala Super Italia 2009

8 Agustus 2009
Beijing National Stadium, China
Inter vs Lazio 1-2 (Eto'o 77'/Matuzalem 63', Rocchi 66')

Piala Super Italia 2016

23 Desember 2016
Jassim Bin Haad Stadium, Qatar
Juventus vs Milan 1-1 (Chiellini 18'/Bonaventura 38'; Ap.: 3-4)

 

Punya pertahanan top


Reaksi bek Juventus, Andrea Barzagli, dalam laga leg kedua perempat final Liga Champions kontra FC Barcelona di Stadion Camp Nou, Barcelona, Spanyol, pada 19 April 2017.(SHAUN BOTTERILL/GETTY IMAGES)

Hal lain yang serupa antara Inter 2010 dengan Juventus 2017 terlihat dari kemampuan bertahan. Inter sepanjang Serie A musim 2009-2010 hanya kebobolan 34 kali dan menjadi pertahanan terbaik.

Kuartet Douglas Maicon-Lucio-Walter Samuel-Cristian Chivu, yang sering mengisi lini belakang sulit ditembus sehingga memudahkan kerja kiper Julio Cesar. Sang penjaga gawang pun siap beraksi dan memberikan kualitasnya ketika dibutuhkan.

Di Liga Champions, Inter juga menjadi salah satu tim dengan pertahanan terkuat. Total 9 gol kemasukkan yang diderita Cesar. Namun, melihat Inter bermain 13 kali mulai dari laga perdana fase grup hingga final, membuat rataan kebobolan Inter per laga cuma 0,69.

Hanya Bordeaux yang punya pertahanan lebih baik dengan rataan kebobolan 0,6 gol per laga. Bordeaux melangkah hinga perempat final, bermain 10 kali.

Baca Juga: 5 Hal Menarik dari Kemenangan 2-0 Tottenham atas Arsenal

Juventus juga memiliki pertahanan top. Sementara ini baru kebobolan 22 kali hingga giornata ke-34. Angka itu masih merupakan yang terbaik di Serie A musim ini.

Di Liga Champions 2016-2017 malah lebih mengerikan. Gawang Gianluigi Buffon baru kebobolan dua kali dalam 10 laga yang sudah mereka lalui!

Sepasang gol itu muncul di fase grup ketika menghadapi Lyon (1-1) dan Sevilla (3-1). Di fase gugur, Juventus belum kebobolan, termasuk dalam dua laga kontra Barcelona.

Melihat sederet kemiripan tersebut, tentu menarik dinanti apakah Juventus bisa mengikuti jejak Inter sebagai peraih tiga gelar dalam semusim.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.764


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X