Persib di Tangan Pelatih Asing, Ada Tradisi di Zona Degradasi

By Sabtu, 13 Februari 2016 | 18:24 WIB
Kehadiran Marek Sledzlanowski sebagai pelatih menjadi bumerang bagi pemain senior pada kala itu (ERLI BAHTIAR/BOLA)

Persib, yang menempati peringkat ke-16 di klasemen akhir, pun harus mengikuti laga play-off promosi-degradasi di Solo. Pada fase tersebut, Persib sukses mengungguli para pesaingnya, seperti Persela (menang 1-0) dan Perseden (imbang 4-4).

Kisah positif Paez di musim 2003 tersebut kembali mengantarkannya sebagai pelatih kepala Persib di LI 2004.

Beberapa pilar asing anyar ia datangkan, seperti Julio Lopez dan Adrian Colombo. Selain itu, ia kembali menarik beberapa senior yang sempat dilepas Marek seperti Yaris Riyadi, Suwita Pata, Usep Munandar, dan Erik Setiawan.

3. ARCAN IURIE, Diselamatkan Bencana Gempa Bumi


 Arcan Iurie(FERNANDO RANDY/BOLA)

Arcan Iurie bergabung ke Persib di awal Liga Indonesia 2006. Kala itu, ia menggantikan peran Djadjang Nurdjaman. Sebelumnya, status Djadjang hanya penerus Risnandar.

Arcan Iurie bergabung ke Persib di awal Liga Indonesia 2006. Kala itu, ia menggantikan peran Djadjang Nurdjaman. Sebelumnya, status Djadjang hanya penerus Risnandar.

Di bawah kendali Risnandar-Djadjang, Persib sempat menorehkan hasil terburuk selama Liga Indonesia, yakni berupa rentetan empat kekalahan di empat laga awal.

Bermaterikan komposisi pemain bagus, seperti Charis Yulianto, Gendut Doni, Zaenal Arif, dan pemain impor asal Thailand, Pradit Taweechai, Iurie sempat kesulitan mengangkat Persib dari papan bawah. Anak-anak Bandung bahkan sempat melalui delapan laga tanpa satu kali pun meraih kemenangan.

Maung Bandung akhirnya "terselamatkan" dengan dihapusnya babak play-off promosi-degradasi karena bencana gempa bumi di Yogyakarta.