Pelatih Timnas, Mereka yang Membawa Gelar dan Didepak Mendadak

By Rabu, 18 Januari 2017 | 21:25 WIB
Gelandang Rizky Pora (tengah) meluapkan kegembiraannya di antara para pemain timnas Indonesia seusai mengalahkan Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (14/12/2016) malam. (DOK. AFF SUZUKI CUP)

Pelatih Asing Tersuram

Tak sedikit pelatih asing punya kenangan buruk menangani Merah-Putih. Didepak mendadak menjadi pengalaman buruk buat mereka. Sebut saja nama Luis Manuel Blanco yang bekerja kurang lebih sebulan saja.

Marek Janota nyaris punya pengalaman serupa. Pelatih asal Polandia itu juga belum sempat turun ke turnamen resmi sejak melatih Indonesia pada 1979. Ia cuma bermain di level turnamen Piala Kirin di Jepang.

Berbeda dengan Blanco, Janota lebih memilih mundur daripada PSSI ikut mengintervensi keputusannya di lapangan.


Pelatih timnas Indoneisa, Pieter Huistra, saat menghadiri manager meeting Liga Bola U-13 dan U-15, Kamis (8/10/2015). (DOK. BOLA)

Sementara itu, Pieter Huistra punya alasan di luar kekuasaannya yang menyebabkan belum mendampingi timnas di ajang resmi.

Ditunjuk pada 3 Desember 2014 sebagai direktur teknik, Huistra kemudian merangkap sebagai pelatih kepala setahun berselang. Apesnya, PSSI dijatuhi sanksi FIFA sehingga persepakbolaan Tanah Air berhenti.

Pelatih asal Belanda itu pun harus angkat koper.