Kisah Perjalanan Karier 'The Kentucky Kid'

By Wisnu Nova Wistowo - Selasa, 23 Mei 2017 | 09:12 WIB
Ekspresi Nicky Hayden saat mengakhiri balapan di MotoGP Spanyol dan memastikan diri keluar sebagai juara dunia 2006. (DENIS DOYLE/GETTY IMAGES)

Setelah finis di posisi kedua klasemen pada 2000 dan urutan ketiga pada 2001, Hayden bersinar pada 2002. Ia menambah kesuksesan dengan menjadi juara AMA Superbike termuda, sekaligus memenangi Daytona 200.

Modal kesuksesan tersebut, Hayden langsung dikirim ke level kejuaraan dunia untuk memperkuat tim Repsol Honda di MotoGP. Ia langsung menjadi rekan satu tim Valentino Rossi.

Finis di posisi lima besar klasemen akhir MotoGP dan memenangi penghargaan rookie 2003 merupakan awal yang menjanjikan.

Rossi pindah ke Yamaha pada 2004. Sebelumnya, pebalap berjulukan "The Doctor" ini merupakan juara dunia 2001, 2002, dan 2003.

Pebalap seperti Sete Gibernau dan Max Biaggi melakukan upaya sia-sia untuk mengalahkan Rossi yang kembali menjadi kampiun pada 2004 dan 2005.

Kecemerlangan Hayden terhambat oleh cedera patah tulang selangka pada 2004. Namun, ia berhasil melakukan terobosan dengan memenangi balapan MotoGP dengan gaya luar biasa di depan pendukungnya di Laguna Seca pada 2005.

Pada 2006, Hayden menjadi sosok yang mampu menghentikan dominasi Rossi sebagai juara bertahan lima musim beruntun di lintasan MotoGP.

Pada musim 2006, Hayden hanya dua kali memenangi podium pertama dalam 17 seri. Namun, ia sanggup 10 kali tampil di podium dan keluar sebagai juara dunia dengan perolehan 252 poin.

Sedangkan Rossi menjadi runner-up meski memenangi lima balapan dan 10 kali naik podium. Akan tetapi, perolehan poin akhinya hanya mencapai angka 247.

Peralihan ke mesin 800cc pada musim 2007 MotoGP ternyata tidak cukup cocok dengan Hayden. Ia pun melorot dengan hanya menempati posisi kedelapan karena kesulitan mendapatkan setelan motor sesuai keinginannya.