Mencatat Sejarah Poomsae

By Selasa, 13 Februari 2018 | 17:30 WIB
Tim taekwondo Indonesia memperagakan tendangan dalam partai final nomor Men Team Poomsae cabang Taekwondo 18th Asian Games Invitation Tournament di JIE Expo Kemayoran. (FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM)

 Lagu berjudul Handclap karya grup musik AS, Fitz and The Tantrums, menggema di Hall B Jakarta International Expo (Jiexpo).

Karya yang dirilis pada 2016 itu mengiringi atlet-atlet taekwondo Indonesia saat bertanding untuk final poomsae (seni) beregu dalam test event taekwondo menuju Asian Games (AG) 2018.

Mereka mencatat sejarah dalam pertandingan yang digelar pada Sabtu (10/2/2018) itu.

Untuk kali pertama, poomsae dipertandingkan dengan iringan ilustrasi musik. Biasanya, di berbagai pertandingan internasional, poomsae hanya melombakan gerakan recognize poomsae saja.

Gerakan tersebut mengandung lima jurus, yakni koryo, keumgang, taebaek, pyongwon, dan sipjin.


Tim poomsae Indonesia, mendapat banyak pelajaran di test event Asian Games 2018.(FERNANDO RANDY/BOLASPORT.COM)

Kali ini, recognize poomsae hanya digunakan selama penyisihan. Dalam semifinal hingga final, setiap tim wajib menampilkan gerakan new poomsae dan freestyle poomsae.

New poomsae mengandung empat jurus, yakni himchari, saebyeol, bigak, dan nareusya, sedangkan freestyle poomsae merupakan gerakan kreasi masing-masing peserta yang dipadukan dengan musik.

Baca Juga:

Menurut pelatih kepala taekwondo Indonesia, Rahmi Kurnia, pakem tersebut menjadi syarat dari Federasi Taekwondo Internasional (ITF) agar disiplin poomsae bisa dipertandingkan di AG.