SEJARAH HARI INI - Diintai Parkinson, Muhammad Ali Jadi Juara Dunia Tinju Kelas Berat Lineal 3 Kali

By Dwi Widijatmiko - Jumat, 15 September 2023 | 06:00 WIB
Muhammad Ali (kanan), mengalahkan Leon Spinks dan menjadi juara dunia tinju kelas berat untuk ketiga kalinya pada 15 September 1978 di New Orleans, Amerika Serikat.
TWITTER @MUHAMMADALI
Muhammad Ali (kanan), mengalahkan Leon Spinks dan menjadi juara dunia tinju kelas berat untuk ketiga kalinya pada 15 September 1978 di New Orleans, Amerika Serikat.

JUARA.NET - Pada hari ini tepat 45 tahun yang lalu, 15 September 1978, Muhammad Ali masih bisa menjadi juara dunia tinju kelas berat untuk ketiga kalinya sebelum mulai terserang Sindrom Parkinson.

Ali pertama kali menjadi juara dunia kelas berat pada 25 Februari 1964 dalam usia 22 tahun 39 hari.

Legenda tinju berjulukan The Greatest ini mengalahkan Sonny Liston untuk merebut sabuk juara WBA dan WBC.

Muhammad Ali meraih gelar juara untuk kedua kalinya pada 30 Oktober 1974 dalam usia 32 tahun 286 hari setelah mengalahkan George Foreman.

Dia kembali merebut sabuk WBA dan WBC yang sempat lepas dari tangannya setelah kalah dari Joe Frazier pada 8 Maret 1971.

Dalam laga pada 15 September 1978 di Superdome, New Orleans, Amerika Serikat, Ali kembali merebut sabuk WBA.

Pemilik rekor total 56-5 itu membalas kekalahan dari Leon Spinks tujuh bulan sebelumnya yang membuat dia kehilangan gelar.

Rekor tiga kali merebut sabuk tinju kelas berat ini spesial karena sampai sekarang Muhammad Ali adalah satu-satunya orang yang mampu tiga kali menjadi juara dunia tinju kelas berat secara lineal.

Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Floyd Mayweather Tak Bisa Dipukul, Canelo Alvarez Sampai Frustrasi

Lineal maksudnya adalah Ali menjadi juara dengan mengalahkan pemegang sabuk yang sebelumnya masih bertakhta.

Jagat tinju juga mengenal Lennox Lewis dan Vitali Klitschko yang pernah tiga kali menjadi juara dunia tinju kelas berat.

Evander Holyfield bahkan pernah sampai empat kali.

Namun, Lewis hanya dideklarasikan menjadi juara oleh WBC pada 1992 setelah Riddick Bowe membuang sabuknya ke tong sampah.

Klitschko juga hanya menjadi juara WBC pada 2004 setelah memperebutkan sabuk yang lowong.

Sementara itu, kemenangan Holyfield atas Mike Tyson pada 1996 tidak dianggap lineal karena sabuk juara WBA saat itu sebenarnya masih dipegang oleh George Foreman.

Ali adalah satu-satunya juara dunia tinju kelas berat yang tiga kali meraih gelar dengan langsung mengalahkan juara bertahan di atas ring.

Namun, saat mengalahkan Leon Spinks pada 15 September 1978, Muhammad Ali memperlihatkan tanda-tanda dirinya sudah habis.

Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Pemain Jepang Hidetoshi Nakata Bikin Juventus Deg-degan

Penampilan Ali saat itu tidak meyakinkan walaupun dinyatakan menang angka mutlak.

Setelah kemenangan itu, Ali sempat menyatakan pensiun.

Namun, karena butuh uang, Ali kembali naik ring dengan menghadapi Larry Holmes pada 2 Oktober 1980 dalam usia sudah hampir 39 tahun.

Holmes sebetulnya tidak mau bertarung karena tahu Ali sudah tidak layak naik ring.

Tanda-tanda Sindrom Parkinson juga sudah terlihat dengan Ali mengalami kesulitan berbicara dan tangannya gemetar.

Benar saja, Muhammad Ali kalah telak dari Holmes di mana wasit menghentikan pertarungan.

Untuk pertama kalinya selama karier, petinju bernama asli Cassius Clay itu mengalami kekalahan via penghentian wasit.

Sindrom Parkinson yang diderita Ali semakin kentara setelah pertarungan melawan Holmes itu.

Namun, Ali masih sempat bertarung melawan Trevor Berbick dalam laga terakhirnya pada 11 Desember 1981.


Editor : Dwi Widijatmiko
Sumber : Juara.net


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

TERPOPULER

Close Ads X