Pemred BOLA Menjawab Pertanyaan Seputar Rio Haryanto ke F1

By Jumat, 19 Februari 2016 | 16:19 WIB
Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, memegang bendera Merah Putih di acara pengumuman dirinya ke Formula 1, Kamis (18/2/2016).
HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET
Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, memegang bendera Merah Putih di acara pengumuman dirinya ke Formula 1, Kamis (18/2/2016).

Rio bisa sangat agresif bila mendapatkan setelan mobil yang pas untuk diajak cepat, dan di lain sisi bisa juga defensif. Bila dibanding alumni-alumni GP2 lain di F1 memang tak ada rumusan pasti.

Ada yang sangat bagus dan bertahan di papan atas seperti Lewis Hamilton dan Nico Rosberg, ada yang hanya sekali menang dan kini sudah tak di F1 lagi (Pastor Maldonado).

Bagaimana gaya balap Rio nanti tergantung dari setelan mobil Manor yang selain didukung mesin juara, Mercedes, juga dibuat oleh mantan perakit mobil unggulan Ferrari, Pat Fry dan Nicholas Tombazis.

Bagaimana peluang Rio tampil lagi di F1 tahun 2017?

Semua tergantung dari pencapaian Rio di musim ini. Kita berharap dan berdoa Rio tampil di luar dugaan menjadi sangat baik prestasinya, sehingga dia kemudian direkrut oleh tim-tim F1 yang lebih mapan untuk musim 2017 dan seterusnya. 

Sebenarnya kedudukannya seperti ini. Tim F1, apakah itu Mercedes, Ferrari, atau Manor butuh dana dari sponsor. Nah dana itu lalu digunakan untuk operasional tim dari seri ke seri, apakah untuk urusan teknis mobil atau nonteknis, termasuk gaji pebalap.

Dana sponsor itu bagi tim tak peduli apakah berasal dari sebuah pemerintahan (misalnya kampanye "Visit Indonesia") atau dari swasta murni. Yang penting uang ada.

Bedanya Manor dengan tim-tim papan atas adalah Manor belum punya tradisi bagus di F1, dari sisi partisipasi atau apalagi prestasi. Jadinya, mereka belum bisa dengan mudah didatangi sponsor-sponsor besar seperti untuk Mercedes dan Ferrari.

Manor masih butuh usaha seperti "meminta-minta" tapi untuk urusan yang memang bisa dipertanggungjawabkan, bahwa biaya operasional di F1 itu memang mahal.

Nah hal inilah yang lalu menimbulkan istilah "pay driver" atau pebalap titipan. Jadi, kalau ada perusahaan Indonesia (tidak mesti pemerintah Indonesia) ingin mendanai Rio Haryanto sah-sah saja. Uang dari mereka masuk ke tim, dan tim akan mengelolanya secara profesional termasuk untuk menggaji Rio.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

TERPOPULER

Close Ads X