Pemred BOLA Menjawab Pertanyaan Seputar Rio Haryanto ke F1

By Jumat, 19 Februari 2016 | 16:19 WIB
Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, memegang bendera Merah Putih di acara pengumuman dirinya ke Formula 1, Kamis (18/2/2016).
HERKA YANIS PANGARIBOWO/BOLA/JUARA.NET
Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, memegang bendera Merah Putih di acara pengumuman dirinya ke Formula 1, Kamis (18/2/2016).

Sebagai lanjutan dari kepastian pebalap Indonesia, Rio Haryanto, beraksi di Formula 1 2016, kami melanjutkan sesi tanya jawab para pembaca kami dengan Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA, Arief Kurniawan.


Pebalap Indonesia, Rio Haryanto, bersama Pemimpin Redaksi Tabloid BOLA, Arief Kurniawan, di kantor Redaksi BOLA.(FERNANDO RANDY/BOLA/JUARA.NET)

Sigit Noer Wiryadi, Jakarta: Saya sangat bangga dengan pencapaian Rio Haryanto, namun ada pertanyaan di diri saya, apakah secara kemampuan Rio memang layak untuk menjadi pembalap F1 dan apakah memang dengan cara "membeli" kursi ini adalah langkah terbaik untuk Rio berajang di F1?

Bila melihat perjalanan dan prestasi Rio sejak gokart hingga GP2 Series, Rio layak ikut F1. Saya lebih tepat mengatakan Rio menyertakan sponsor ke tim, bukan "membeli" kursi, dan itu lumrah di F1.

Dari tahun ke tahun selalu ada pebalap yang seperti ini. Dalam perjalanannya, ada yang berhasil ada pula yang tidak. Tentu kita berharap Rio termasuk yang berhasil.

Bung Arief apakah kondisi F1 saat ini sama ketika Alex Yoong turut serta di tim minardi? Apakah mungkin Rio bisa tembus 107% kualifikasi di mana waktu itu Alex yoong sempat tidak tembus kualifikasi

Sudah banyak perbedaan antara F1 zaman Alex Yoong dan Rio. Yang terbesar adalah soal aerodinamika, yang menghasilkan G-Force besar. Regulasi 107% masih berlaku, bedanya dulu adalah dihitung untuk keseluruhan 60 menit kualifikasi, sementara musim ini hanya untuk 18 menit sesi 1 (Q1).

Tapi, intinya tetap, siapa pun yang tak berhasil menembus 107% dari waktu tercepat di sesi itu tidak boleh ikut lomba, kecuali atas kebijaksanaan steward.

Sangat mungkin Rio menembus 107% itu, karena dia sudah punya pengalaman melakukan sesi kualifikasi dalam waktu singkat di ajang GP2 Series. Jangan lupa, kita bantu doa untuk Rio.

Rizky Ilham, SMPN 12, Bekasi: Bung Arief, sebagai pengamat F1 selama bertahun-tahun, bagaimana bung Arief melihat gaya balap Rio selama di GP2 4 tahun terakhir ini dan bagaimana bila dibandingkan dengan rookie-rookie F1 dari GP2 sebelumnya?


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X