Militansi Saat Krisis

By Suci Rahayu - Jumat, 9 Desember 2016 | 21:42 WIB
Aksi suporter Persela Lamongan saat mendukung tim kesayangan mereka melawan Madura United dalam laga Torabika Soccer Championship 2016 yang berakhir dengan skor 2-1 di Stadion Surajaya, Lamongan, Jawa Timur (4/11/2016).
SUCI RAHAYU/JUARA.NET
Aksi suporter Persela Lamongan saat mendukung tim kesayangan mereka melawan Madura United dalam laga Torabika Soccer Championship 2016 yang berakhir dengan skor 2-1 di Stadion Surajaya, Lamongan, Jawa Timur (4/11/2016).

Minta pemain care pada suporter

Coba membangun kultur masyarakat sepak bola di Lamongan, manajemen Persela memiliki banyak kiat. Salah satunya adalah dengan mencoba memberikan pelayanan yang baik kepada suporter, karena mereka menganggap mengelola sepak bola adalah bagian dari bidang jasa.

“Kami saat ini menjalankan bisnis jasa di bidang sepak bola. Bidang jasa itu inti entry poin-nya hanyalah memberikan servis kepada customer. Pada kasus ini kami memberikan servis kepada suporter kami,” ucap Yunan.

Selain itu, Persela juga coba mendekatkan diri dengan suporternya lewat media yang mereka kelola, di antaranya adalah website dan sosial media.

“Kami ingin mencoba mendekatkan diri dengan suporter mulai dari aktivitas media yang kami lakukan mulai dari website, lalu dari foto-foto yang kami unggah, video-video yang kami unggah ke instagram, youtube, dan facebook, itu semua arahnya untuk mendekatkan diri ke suporter. Ketika kami sudah dekat dengan suporter, loyalitas dan totalitas mereka terhadap kami pasti ada timbal baliknya. Timbal baliknya adalah ketika mereka datang ke stadion," sambung Yunan.


Aksi suporter Persela Lamongan saat mendukung tim kesayangan mereka melawan Madura United dalam laga Torabika Soccer Championship 2016 yang berakhir dengan skor 2-1 di Stadion Surajaya, Lamongan, Jawa Timur (4/11/2016).(SUCI RAHAYU/JUARA.NET)

Tak hanya di sosial media, manajemen Persela juga mendorong pemain untuk care kepada suporter, termasuk dengan melayani foto maupun permintaan tanda tangan hingga membalas komen di sosial media.

“Kami juga meminta kepada para pemain untuk care terhadap suporter, melayani foto, tanda tangan, membalas komen di somed. Itu yang sedang kami dorong, sehingga seakan akan Persela itu menjadi jiwa mereka, menjadi bagian hidup mereka. Artinya ketika mereka tidak mendukung Persela secara langsung ke stadion seakan akan ada yang kurang, dan itu yang sedang kami bangun saat ini,” ujar Yunan.

Atas pencapaian-pencapaian yang sudah dilakukan oleh Persela bersama suporternya, Yunan mengaku terharu. Dia mengucapkan terima kasih atas loyalitas suporter Persela selama ini.

“Kami dari manajemen Persela mengucapkan beribu terima kasih kepada suporter Persela yang telah setia dalam satu musim ini mendukung kami, meskipun posisi kami sedang terpuruk. Tapi percayalah, pada tahun 2017 kami punya tekad yang sama, apalagi pada tahun 2017 adalah ulang tahun emasnya Persela yang ke-50. Jadi kami dari pihak manajemen juga akan sangat bekerja keras seperti upaya kalian saat mendukung tim di dalam stadion untuk menjadikan tim ini berada di papan atas lagi,” ujarnya.

Keseriusan Persela dalam mengelola tidak hanya dari sisi tim tapi juga klub tampaknya akan diuji untuk musim kompetisi mendatang. Mereka berencana membuat membership untuk suporter dengan sistem registrasi online sehingga memunculkan data akurat tentang suporter. Selain itu juga akan memunculkan Persela TV untuk lebih mendekatkan publik kepada Persela.


Editor : Aloysius Gonsaga
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X