Jadi Juara Dunia, Real Madrid Bisa Sial

By Ade Jayadireja - Rabu, 4 Januari 2017 | 04:54 WIB
Penyerang Real Madrid, Crsitiano Ronaldo, berpose dengan trofi Golden Ball setelah membawa timnya menjuarai Piala Dunia Klub dengan kemenangan atas Kashima Antlers pada final di Stadion Internasional Yokohama, Jepang, 18 Desember 2016.
BEHROUZ MEHRI / AFP
Penyerang Real Madrid, Crsitiano Ronaldo, berpose dengan trofi Golden Ball setelah membawa timnya menjuarai Piala Dunia Klub dengan kemenangan atas Kashima Antlers pada final di Stadion Internasional Yokohama, Jepang, 18 Desember 2016.

Real Madrid boleh berbangga diri lantaran menjuarai Piala Dunia Antarklub 2016. Namun, di balik itu semua, ada kutukan yang menghantui mereka.

Status sebagai juara dunia klub tak selamanya membawa keburuntungan. Fakta membuktikan bahwa tim penyandang gelar dari turnamen tersebut justru tertimpa sial.

Madrid pernah merasakannya pada 2014. Skuat yang ketika itu diasuh Carlo Ancelotti melengkapi pencapaian di Copa del Rey, Liga Champions, dan Piala Super Eropa dengan trofi Piala Dunia Antarklub.

Emblem Piala Dunia Antarklub di jersey Madrid justru bawa sial. Seusai jadi jawara sejagat, mereka kehilangan titel La Liga dan terhenti di semifinal Liga Champions sehingga berujung pemecatan Ancelotti.

Pada 2015, FC Barcelona mendapat giliran mengenakan emblem Piala Dunia Antarklub berkat kemenangan atas River Plate pada laga final.

Hasilnya, Barca menuntaskan musim dengan pencapaian tak terlalu bagus. Lionel Messi dkk memang naik podium juara liga, tetapi dijegal Atletico Madrid pada perempat final Liga Champions dan tak bisa menang melawan Real Madrid dalam dua laga El Clasico.

Baca Juga:

Contoh lainnya adalah Inter Milan. Setelah menjadi kampiun Piala Dunia Antarklub 2010, mereka gagal mengulang kesuksesan di Serie A, Copa Italia, dan Liga Champions.

Bukan hanya tim Eropa yang menderita kutukan Piala Dunia Antarklub. Jagoan dari Brasil, Corinthians, juga pernah mengalaminya.

Corinthians merupakan jawara Piala Dunia Antarklub edisi 2012. Setelah sukses mengukuhkan diri sebagai klub terbaik dunia, tim beralias Timao gagal mempertahankan gelar juara Copa Libertadores dan finis di peringkat ke-10 Liga Brasil.

[video]http://video.kompas.com/e/5268486413001[/video]


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Marca


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X