Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Seleksi Indonesia U-19, Akademi dan Jaminan

By Minggu, 5 Maret 2017 | 13:01 WIB
Pelatih tim nasional U-19 Indonesia, Indra Sjafri (kiri) memberikan pengarahan ketika seleksi pemain daei Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta di lapangan Wisma Aldiron, Jakarta Selatan pada Kamis (23/2/2017) sore.
EVANS SIMON/JUARA.NET
Pelatih tim nasional U-19 Indonesia, Indra Sjafri (kiri) memberikan pengarahan ketika seleksi pemain daei Asosiasi Provinsi PSSI DKI Jakarta di lapangan Wisma Aldiron, Jakarta Selatan pada Kamis (23/2/2017) sore.

Ada 41 nama yang masuk dalam seleksi perdana Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri di National Youth Training Center (NYTC) PSSI, Bojongsari, Depok, 1-4 Maret 2017.

Penulis: Kukuh Wahyudi

Berbeda dibandingkan Indonesia U-19 edisi 2016 besutan Eduard Tjong, kali ini belum tampak nama-nama yang sudah terjun di level senior klub.

Dulu Edu langsung mengisi anak-anak muda yang sudah ambil bagian di skuat senior klubnya, seperti Pandi Lestaluhu dan Dimas Drajat dari PS TNI, untuk mengikuti seleksi.

Dilatarbelakangi waktu yang mepet, hanya dua bulan, ia lebih memilih memanggil pemain yang sudah jelas performanya ketimbang menyeleksi anak-anak baru. Kini dengan waktu lebih banyak, sekitar tujuh bulan, Indra Sjafri memiliki kebijakan berbeda.

Indra mencoba menarik pemain-pemain berbakat dari seluruh penjuru Tanah Air. Tidak semena-mena mengambil pemain muda yang sudah tampil di kompetisi senior.

Bekerja sama dengan asosiasi provinsi (asprov) PSSI, eks pelatih Bali United itu menggelar seleksi di berbagai daerah. Namun, hasil dari program itu belum diprioritaskan.

Pasalnya, di seleksi tahap pertama pekan ini Indra hanya memanggil pemain jebolan dari level akademi, seperti PPLP, ASIFA, Academy Semen Padang, dan Diklat Ragunan.

Baca Juga:

Pemilihan siswa akademi memang menjadi pilihan rasional karena dipastikan mereka sudah tertempa. Salah satu level akademi yang terbukti kualitasnya adalah Diklat Ragunan.

Indra pun tak ragu dengan memang­gil 15 nama dari kawah candradimuka sepak bola Indonesia itu. Salah satunya adalah Egy Maulana Vikri, top scorer Piala Soeratin bersama Persab Brebes dan jebolan Indonesia U-14 serta U-16.

Ragunan sudah membuktikan diri dalam menelurkan bibit-bibit potensial. Buktinya, di Piala AFF 2016 saja ada empat nama yang merupakan alumni dari diklat tersebut, yaitu: duo kiper Andritany Ardhiyasa serta Kurnia Meiga, Manahati Lestusen, dan Abduh Lestaluhu.

Skuat Indra Sjafri 2013 pun diperkuat oleh pilar asal Ragunan, seperti Muhammad Hargianto dan kiper Ravi Murdianto.

Delapan Nama

Lantas, apakah nama-nama yang sudah tampil di level senior terpinggirkan? Indra menjawab tidak sama sekali. Nama-nama yang sudah terjun di kompetisi kasta tertinggi justru mendapatkan akses khusus layaknya sebuah jalan tol.

"Mereka tidak perlu ikut seleksi nasional yang sedang saya lakukan ini. Seperti Saddil Ramdani misalnya, tidak perlu dia ikut seleksi bersama anak-anak lainnya," kata Indra.

Tidak hanya Sadil yang menjadi incaran Indra. Juru taktik asal Sumatra Barat itu pun telah mengantongi tujuh nama lain untuk mengisi skuatnya.

Bila delapan nama telah mendapatkan jaminan tak perlu seleksi, berarti secara tidak langsung Indra hanya mencari sekitar 14-15 nama lagi untuk melengkapi skuatnya.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P

Editor : Estu Santoso
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X