5 Hal Menarik dari Kemenangan 3-1 Liverpool atas Arsenal

By Firzie A. Idris - Minggu, 5 Maret 2017 | 02:35 WIB
Penyerang Liverpool, Sadio Mane, merayakan gol ke gawang Arsenal pada laga Premier League antara Liverpool dan Arsenal di Stadion Anfield, Liverpool, pada Sabtu (4/3/2017).
LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES
Penyerang Liverpool, Sadio Mane, merayakan gol ke gawang Arsenal pada laga Premier League antara Liverpool dan Arsenal di Stadion Anfield, Liverpool, pada Sabtu (4/3/2017).

Lagi-lagi, panggung milik Sadio Mane


Penyerang Liverpool, Sadio Mane, merayakan gol ke gawang Arsenal pada laga Premier League antara Liverpool dan Arsenal di Stadion Anfield, Liverpool, pada Sabtu (4/3/2017).(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Gol kedua Liverpool adalah yang ke-12 bagi Sadio Mane musim ini. Ia menuntaskan permainan tim yang indah dan tidak egois dari para personel Liverpool. Gol hasil kerjasama tim tersebut  menunjukkan The Reds bukan hanya soal satu pemain. 

Namun, gol Mane plus assist-nya pada babak pertama membuat sorotan lampu Anfield mengarah jelas ke arah striker yang datang dari Southampton pada awal musim tersebut. Dribel memutar badan yang ia lakukan pada sekitar satu jam laga membuktikan kepercayaan dirinya tengah melambung. 

Wajar apabila ia terpilih sebagai pemain terbaik laga.

Para pemain Arsenal tidak tahu konsep tactical foul


Gelandang Liverpool, Adam Lallana, mendribel melewati pemain Arsenal, Francis Coquelin, pada laga Premier League antara Liverpool dan Arsenal di Stadion Anfield, Liverpool, pada Sabtu (4/3/2017).(LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Terkadang, pelanggaran taktis diperlukan dalam suatu laga sepak bola. Orang Italia mengatakannya sebagai furbizia dan orang Inggris memakai kata reducer. Tujuannya jelas, aksi itu dilakukan untuk menghentikan permainan lawan.

Arsenal dan Arsene Wenger tampak tak mengenal konsep ini. Eden Hazard mencetak gol kontra Arsenal setelah ia membelah pertahanan Arsenal dari lini tengah tanpa seorang pun melakukan tackle.

Hal serupa kembali terlihat. Sebagai ilustrasi, pada menit ke-42, Liverpool melancarkan serangan balik cepat lewat serangkaian operan cepat.

Para pemain Arsenal secara membingungkan menahan diri dalam melakukan tackle. Mereka mendekati pemain Liverpool yang menahan bola tetapi dua pemain hanya menggertak lawan tanpa melakukan usaha merebut bola.

Hal ini tentu menjadi lampu hijau bagi para pemain lincah The Reds untuk terus melaju. Sebaliknya, pemain Liverpool tahu kapan harus melakukan pelanggaran taktis. Emre Can secara gamblang menghentikan laju Alexis di tengah lapangan pada pertengahan babak kedua.

Strategi Juergen Klopp jitu lagi kontra tim enam besar

Liverpool tak terkalahkan melawan tim top six Premier League musim ini. Juergen Klopp memang punya catatan impresif kontra Arsenal, Manchester United, Chelsea, Manchester City, dan Tottenham sejak datang ke Inggris.

Termasuk partai ini, Ia hanya pernah kalah sekali dari 16 laga kontra tim-tim tadi. Catatan positif itu pun kembali terlihat dengan game management yang baik dari Klopp.

Liverpool berada dalam tekanan pada mayoritas babak kedua, terutama setelah Gunners mencetak gol balasan pada awal babak kedua. Para pemain Klopp terlihat merasakan tekanan di pundak mereka kala skor 2-1 terpampang di papan skor.

Masuknya Lucas Perez dan Theo Walcott juga membuat kondisi kian genting bagi The Reds. Namun, strategi Klopp dan organisasi timnya bagus sehingga Liverpool bisa mencuri gol ketiga lewat serangan balik cepat pada menit-menit akhir laga.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X