Sosok Michael Essien di Mata Jose Mourinho

By Anju Christian Silaban - Selasa, 14 Maret 2017 | 21:44 WIB
Michael Essien berbicara dengan Jose Mourinho saat Real Madrid melawan Barcelona pada partai lanjutan La Liga Spanyol di Stadion Santiago Gernabeu, 2 Maret 2013.
JAVIER SORIANO/AFP
Michael Essien berbicara dengan Jose Mourinho saat Real Madrid melawan Barcelona pada partai lanjutan La Liga Spanyol di Stadion Santiago Gernabeu, 2 Maret 2013.

 Gelandang anyar Persib Bandung, Michael Essien, merupakan salah satu "anak emas" dalam karier manajerial Jose Mourinho.

Tengok saja jumlah laga yang dilakoni Essien bersama Chelsea dan Real Madrid besutan Mourinho. Transfermarkt mencatat jumlahnya mencapai 147 laga.

Berbekal catatan itu, Essien cuma kalah dari Karim Benzema, Mesut Oezil, Cristiano ROnaldo, Didier Drogba, Petr Cech, Frank Lampard, Ricardo Carvalho, dan John Terry.

Bukan tanpa alasan pula Essien mengambil peranan penting dalam tim asuhan Mourinho. Hal itu terlihat dari sejumlah pujian yang diberikan sang manajer kepada Essien.

Terbaik

Jose Mourinho sempat melemparkan predikat terbaik untuk Essien, yaitu ketika Chelsea menang 4-0 atas Real Betis pada partai fase grup Liga Champions 2005-2006.

Dalam pertandingan itu, Essien tampil impresif dengan meyumbangkan dua assist. Selain itu, ada pula dua tembakan yang dilepaskan dia sepanjang 90 menit.

"Essien adalah pemain terbaik di lapangan. Dia memenangi setiap duel di lini tengah dan memberikan sesuatu berbeda untuk tempo laga," kata Mourinho setelah laga.

"Dia merupakan pemain yang terlampau kuat buat Betis," ucap manajer asal Portugal itu.

Baca: Ada Umuh Muchtar di Wikipedia Michael Essien

Multifungsi

Salah satu alasan Mourinho menyukai Essien adalah kemampuannya bermain di berbagai posisi. Hal itu memudahkan Mourinho ketika mengalami krisis opsi di sektor tertentu.

Essien tercatat menjalani enam peran saat membela Chelsea dan Real Madrid di bawah asuhan Mourinho.
Dia sempat bermain sebagai gelandang bertahan, gelandang tengah, sayap kanan, bek kanan, bek kiri, bek tengah.

"Saya mengenal Essien lebih dari siapa pun. Saya mengetahui bahwa dia bisa bermain di setiap posisi, kecuali penjaga gawang dan striker," tutur Mourinho saat Chelsea menjalani tur ke Malaysia pada Juli 2013.

Perpisahan

Januari 2014 menjadi momen perpisahan Essien dengan Mourinho. Sang pemain memutuskan pindah dari Chelsea ke AC Milan demi mendapatkan jatah tampil lebih banyak.

Maklum, dia gagal menembus tim inti The Blues, julukan klub, dengan cuma melakoni 146 di Premier League.

"Memberikan respek terhadap Essien tidak akan menghentikannya untuk pergi. Kami menginginkan dia agar bertahan, tetapi dirinya sudah memberikan segalanya untuk klub," tutur Mourinho.

"Saya mengetahui, Essien masih bisa bermain di level tinggi. Semoga, dia meraih kesuksesan dan kebahagiaan di Italia serta pada Piala Dunia Brasil," kata sang manajer.

Baca: Teka-teki Pengganti Ronaldinho di Persib Bandung



Editor :
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X