Setelah Diliburkan, Timnas Gulat Indonesia Kembali Berlatih di Sofia

By Imadudin Adam - Selasa, 1 Mei 2018 | 07:40 WIB
      Gulat, ditargetkan membawa sekeping emas dari Asian Games 2018.
FERNANDO RANDY/JUARA.NET
Gulat, ditargetkan membawa sekeping emas dari Asian Games 2018.

Setelah diliburkan pada hari Minggu, (29/4/2018), timnas gulat Indonesia yang bakal berlaga di Asian Games 2018 kembali berlatih pada Senin, (30/4/2018).

Pada latihan perdana pekan ini, sebanyak 18 pegulat disertai para pelatihnya bersama sama berada di matras, untuk pemantapan teknik.

"Kami semua untuk sementara jadwal latihannya sama, mulai pukul 10.30 pagi--atau pukul 14.30 WIB-latihan di matras," ungkap Zulhaidir, pelatih asal Kalsel yang menangani enam pegulat gaya bebas putra. Untuk sesi latihan kedua, sore mulai 17.00 waktu setempat, juga direncanakan latihan di matras seperti dikutip Juara.net dari Tribunnews.com.

Ke-18 pegulat di Timnas Gulat Indonesia ke Asian Games XVIII-2018 Indonesia adalah, masing-masing enam untuk gaya bebas putra, gaya bebas putri dan gaya grego.

Untuk gaya bebas putra, Eko Roni Saputra (57 kg/Kaltim), Ardiansyah (65 kg/Kaltim), Rizky Dermawan (74 kg/DKI Jakarta), Fakhriansyah (86 kg/Kalsel), Ronald Lumban Toruan (97 kg/Sumsel), Dimas Seto (125 kg/Jatim),

Untuk gaya bebas putri, Eka Setiawati (48 kg/Jabar), Dewi Ulfa (53 kg/Kaltim), Mutiara Ayu Ningtias (58 kg/Jatim), Dewi Atiya (63 kg/Jabar), Desi Sinta (69 kg/Banten), Ridha Wahdaniyati (75 kg/Kalsel).

(Baca Juga: Mantan Pelatih Persib Merasa Tersakiti dan PSMS Jadi Penyebab)

Enam pegulat gaya grego, Hasan Sidik (59 kg/Jatim), M.Aliansyah (66 kg/Kaltim), Andika Sulaeman (75 kg/DKI Jakarta), Lulut Gilang Saputra (85 kg/Jatim), Ashar Ramadhani (98 kg/Kaltim), dan Papang Ramadhani (130 kg/Kaltim).

Ke-18 anggota Timnas Gulat Indonesia ke Asian Games Indonesia ini sudah delapan hari berada di Bulgaria semenjak ketibaan mereka pada Minggu (22/4) lalu.

Pada lima hari pertama di Bulgaria, proses pelatihan mereka dilakukan terpisah. Enam pegulat gaya grego didampingi pelatih Buyamin dan Edem Abduraimov berlatih di kota Samakov, sekitar 80 km dari Sofia, ibukota Bulgaria.

Mereka mendapat "sparring partner dari pegulat nasional Bulgaria yang tengah mempersiapkan diri ke Kejuaraan Gulat Eropa di Kaaspisk, Bulgaria, 30 April-6 Mei mendatang.

"Sparring partner" juga didapat dari pegulat timnas Aljazair yang tengah berlatih di sana pula dalam persiapannya menghadapi Kejuaraan Afrika. Namun, timnas Aljazair yang juga sempat pindahbke Sofia, Senin ini juga sudah kembali kenegaranya.

Enam pegulat gaya bebas putra sejak awal sudah dikonsentrasikan di kota Sofia, dan tinggal di Hotel Vitosha Park yang nyaman.

(Baca Juga: Membiarkan Pemain Ini Pergi adalah Keputusan Terberat dalam Karier Pep Guardiola)

Pelatih Zulhaidir dalam menangani enam pegulatnya mendapatkan bantuan dari Jordan Denev, pelatih asal Bulgaria. Para pegulat Indonesia juga beruntung mendapatkan "sparring partner" dari pegulat Timnas Bulgaria yang berlatih keras menghadapi Kejuaraan Eropa di Kaaspisk, Rusia.

Sementara itu, enam pegulat gaya bebas putri semula dikonsentrasikan di kota Blagoevgrad, sekitar 100 km dari Sofia, menyesuaikan diri dengan pegulat putri Timnas Bulgaria yang melakukan persiapannya di kota itu dan sama-sama tinggal di Hotel Monte Cristo yang indah.

Enam pegulat Indonesia binaan Fathur Rahman hampir setiap hari berlatih tanding dengan pegulat Timnas Bulgaria yang ditangani pelatih Peter Kabasov dan Stoian Petkov.

Sebagaimana halnya tim gaya grego mereka di Samakov dan gaya bebas putra di sofia, Peter Kabasov Minggu kemarin sudah membawa enam pegulat gaya bebas putri intinya ke Kejuaraan Eropa di Kaaspisk, Rusia.

Sejak Sabtu (28/4) sore lalu ke-18 pegulat Indonesia disertai empat pelatihnya sebenarnya sudah sama-sama berkumpul di Hotel Vitosha Park, Sofia. Namun, mereka terntaya hanya satu hari tinggal di hotel itu bersama-sama. Pada Minggu siang mereka harus pindah hotel.

Mereka boyongan dari Vitosha Park ke Hotel Bansko, yang masih berada di Sofia. Masalahnya, kondisi Hotel Bansko ternyata tidak senyaman Vitosha Park Hotel. Selain itu, letaknya agak jauh dari tempat latihan yang sejak awal menjadi 'markas' pegulat gaya bebas putra.

"Hotelnya payah, makanannya juga tidak senyaman saat kami tinggal di Vitosha," ujar Zulhaidir.

(Baca Juga: Ditahan Uzbekistan, Pelatih Bahrain Sebut Indonesia)

Jarak tempuh yang lebih jauh ke tempat latihan juga disebut Zulhaidir mengurangi waktu istirahat para pegulatnya.

"Rencananya hari ini juga kami akan bicarakan masalah ini dengan Federasi Gulat Bulgaria," papar mantan pegulat nasional itu.

Timnas Gulat Asian Games Indonesia direncanakan akan berada di Bulgaria hingga 17 Juli 2018. Keberadaan mereka di sana atas kerjasama PP PGSI dengan Federasi Gulat Bulgaria (BWF) dan sepengetahuan Union World Wrestling (UWW). Proses pelatihan, serta akomodasi dan konsumsi selama di Bulgaria, diatur oleh BWF. 

Terkait dengan perpindahan hotel ini, manajer tim Gusti Randa mengharapkan agar Timnas Gulat Indonesia mendapatkan kenyamanan, baik dari sisi tempat tinggal dan makan.

"Mereka bukan tinggal seminggu atau dua minggu, tetapi hampir tiga bulan. Jangan sampai ketidaknyamanan dengan masalah tempat tinggal mengganggu kesemunya," ungkap Gusti Randa.

Sejak awal Gusti Randa sudah mewanti-wanti masalah ini ke BWF. Kalau perlu, katanya, Timnas Gulat Indonesia tinggal di apartemen agar bisa leluasa dan nyaman.


Editor : Imadudin Adam
Sumber : Tribunnews.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X