Setelah ada El Shaarawy, Kehadiran Perotti Jadi Tanda Tanya di AS Roma

By Jumat, 5 Februari 2016 | 10:14 WIB
Gelandang serang AS Roma, Diego Perotti, beraksi pada laga kontra Sassuolo di Serie A pada 2 Februari 2016. (GIUSEPPE CACACE/AFP)

Musim ini, ia juga hanya melepas 15 tembakan atau dengan rataan 0,9 tembakan per partai.

Oke Perotti bukan bomber, jadi kesampingkan soal kemampuan atau upaya dalam menjebol gawang lawan.

Kita lihat kemampuan pemain berumur 27 tahun ini dalam membantu tim Genoa mendapatkan kesempatan mencetak gol karena itu merupakan tugas utama seorang gelandang serang.

Data di Squawka menunjukkan bahwa dalam 16 laga, Perotti menjadi pemain yang paling banyak menciptakan kans tim untuk mencetak gol yakni 35 kali. Selain itu ia membuat 33 operan kunci.

Dengan kontribusi demikian, Perotti gagal membawa Genoa ke posisi yang bagus. Saat ditinggalkan Perotti, Genoa berada di peringkat 16.

Meski demikian, pelatih Genoa, Gian Piero Gasperini, sempat berkata timnya mungkin akan bernasib lebih jelek jika tak memiliki pemain seperti Perotti.

Situs Vocegiallorossa menulis, dalam formasi 3-5-2 yang diterapkan pelatih Luciano Spalletti pada dua laga terakhir, Perotti akan kesulitan mendapatkan posisi yang pas.

Namun, dia bisa ditempatkan sebagai partner penyerang. Perotti bisa membantu Edin Dzeko untuk mendapatkan ketajaman sebagai bomber.

Dalam formasi 4-2-3-1, Perotti dapat dimainkan di seluruh tiga posisi di belakang penyerang tunggal. Kedatangan mantan pemain Sevilla ini jelas menguntungkan Roma.

Il Lupi menjadi memiliki lebih banyak pilihan di posisi gelandang pendukung penyerang setelah sebelumnya memiliki Mohamed Salah, Iago Falque, El Shaarawy, atau Radja Nainggolan yang sempat dipasang di posisi trequartista.

[video]https://video.kompas.com/e/4729756105001_ackom_pballball[/video]