5 Kali Gagal Juara, Akankah Ranieri Akhiri Penantian Panjang?

By Ade Jayadireja - Minggu, 14 Februari 2016 | 08:57 WIB
Manajer Leicester City, Claudio Ranieri, menemani pasukannya dalam pertandingan Premier League kontra Aston Villa di Villa Park, Birmingham, Inggris, 16 Januari 2016. (LAURENCE GRIFFITHS/GETTY IMAGES)

Valencia masih bertahan di posisi kedua saat memasuki April atau satu bulan sebelum kompetisi berakhir. Namun, lantaran diganggu isu kepergian Ranieri ke Atletico Madrid, posisi Claudio Lopez dkk terus melorot.

Pada akhirnya Ranieri hanya sanggup membawa Valencia bertengger di tangga ke-4 klasemen. Mereka mengumpulkan 65 poin, sedangkan Barca menjuarai liga dengan raihan 79 poin.

3. Chelsea 2003-2004

Memasuki musim 2003-2004, Roman Abramovic selaku pemilik Chelsea membekali Ranieri dengan sederet pemain kelas dunia guna mewujudkan ambisi meraih gelar Premier League. Pemain-pemain yang berlabuh di Stamford Bridge antara lain Hernan Crespo, Damien Duff, Joe Cole, dan Claude Makelele.

Meski bermodalkan barisan pemain bintang, tetap saja Ranieri gagal mengangkat trofi.

Kekalahan 1-2 dari Arsenal pada 21 Februari 2004 menjadi awal kegagalan The Blues dalam meraih gelar juara. Sejak laga tersebut, London Biru tak pernah berhasil menyalip The Gunners di puncak tabel.

Ranieri membawa Chelsea finis sebagai runner-up. Mereka terpaut 11 poin dari Arsenal.

4. Juventus 2008-2009

Sedikit berbeda dengan tiga kisah sebelumnya, Ranieri bermodalkan pemain-pemain lawas saat membawa Juventus menjadi runner-up Serie A musim 2008-2009. Alessandro del Piero, David Trezeguet, dan Pavel Nedved menjadi tiga pilar veteran andalan Ranieri.

Pada pengujung Februari 2009, atau tiga bulan menjelang akhir musim, Juventus membuntuti Inter Milan besutan Jose Mourinho di posisi kedua klasemen. Kedua tim berjarak 6 poin.

Margin Si Nyonya Tua dengan Inter melebar jadi 12 poin ketika liga menyisakan 8 partai. Ranieri tak mampu mengambil alih posisi I Nerazzurri di posisi tertinggi klasemen.