PSG, antara Posisi dan Relasi

By Kamis, 27 Oktober 2016 | 21:25 WIB
Mario Balotelli berbincang dengan pelatih Nice, Lucien Favre, saat ditarik keluar pada pertandingan kontra Lyon, Sabtu (15/10/2016). (VALERY HACHE/AFP)

Namun, sebenarnya Emery pantang berkecil hati. Ia masih punya alasan untuk bersikap optimistis.

Bukan musim ini saja PSG dikejutkan oleh tim dengan pelatih debutan Ligue 1. Kejadiannya belum lama, tepatnya pada 2014-2015.

Waktu itu, Marseille, yang dilatih Marcelo Bielsa, mencatat start kencang di Ligue 1.

Marseille menguasai singgasana teratas klasemen pada pekan ke-10 dan surplus tujuh angka dari PSG di posisi kedua.

Sensasi Marseille berlanjut dengan keberhasilan mereka meraih titel juara paruh musim. Namun, PSG bisa bangkit dan merengkuh status kampiun Prancis pada akhir kompetisi.

Kejadian itu bisa dijadikan inspirasi Emery. Tetapi, eks pelatih Sevilla itu juga mesti mengambil pelajaran dari kelihaian Favre membina relasi dengan pemain.

Marco Verratti terlihat geram saat dirinya ditarik keluar dalam laga kontra Marseille.

"Ada apa? Ia (Emery) bilang saya bermain buruk?" kata Verratti menggerutu kepada rekan-rekannya di bangku cadangan.

Sebelum Verratti, Emery diketahui pernah "bermasalah" dengan Ben Arfa, yang musim lalu baik-baik saja saat masih membela Nice.