Liga Super China, Melukai Tim Nasional Negeri Tirai Bambu

By Rabu, 1 Maret 2017 | 23:45 WIB
Pemain Guangzhou Evergrande, Huang Bowen (kedua dari kiri), melakukan selebrasi bersama rekan setimnya usai mencetak gol ke gawang Sydney FC dalam laga lanjutan Liga Champions Asia di Sydney pada 2 Maret 2016. (WILLIAM WEST/AFP)

Lokal Terpinggirkan

Para pemain asing ini diharapkan bisa memberikan banyak pelajaran kepada pemain-pemain lokal sehingga kualitas pilar timnas China menjadi lebih baik.

China terakhir kali lolos ke Piala Dunia pada 2002, jauh sebelum Presiden Xi mencanangkan programnya. Momen itu juga menjadi satu-satunya penampilan China di putaran final. China gagal di kualifikasi Piala Dunia 2006, 2010, dan 2014.

Saat ini pun mereka megap-megap dalam perjalanan menuju Rusia 2018.

China hanya menjadi juru kunci Grup A babak III kualifikasi zona Asia. Tim asuhan Marcello Lippi cuma meraih dua poin hasil dua kali imbang dalam lima partai.

Di Piala Asia sama jeleknya. Setelah menjadi runner-up pada 2004, prestasi tertinggi China pada edisi 2007, 2011, dan 2015 hanya menjadi perempat finalis pada edisi yang disebut terakhir.

Kesimpulannya simpel saja. Keberadaan pemain asing bagus di Liga Super China malah mengebiri kesempatan bermain pemain lokal. Klub-klub sangat mengandalkan pemain asing sehingga pemain lokal justru terpinggirkan.