Liga Super China, Didongkrak Seperti Liga Indonesia

By Jumat, 3 Maret 2017 | 13:19 WIB
Presiden Xi Jinping, ingin mendongkrak kapasitas pemain lokal China. (PETER KLAUNZER/AFP)

Wajib Pemain Muda

Presiden China, Xi Jinping, melihat masalah ini. Tidak mungkin rencananya menjadikan China sebagai negara superpower dalam sepak bola yang mampu menjuarai Piala Dunia berhasil jika China tidak memiliki pemainpemain yang bagus.

Karenanya, selain memewahkan Liga Super China, Presiden Xi juga punya program memantapkan fondasi produksi pemain lokal.

Dia ingin melahirkan 100 ribu pemain dengan menginjeksikan uang ke sepak bola akar rumput, menciptakan 20 ribu sekolah sepak bola baru, dan membangun 70 ribu lapangan. Program itu diharapkan tercapai pada tahun 2020.

Sedikit banyak program itu mirip dengan yang sedang coba dilakukan Indonesia. Kepengurusan baru PSSI di bawah Edy Rahmayadi juga berniat fokus pada pembinaan usia dini.

Terhadap Liga Super China, aksi juga dilakukan untuk mendongkrak kapasitas pemain lokal.

Sekali lagi, aksi yang diharapkan bisa berhasil secara instan itu juga mirip dengan apa yang dilakukan di Indonesia.

Mulai kompetisi 2017, Liga Indonesia mengurangi jumlah pemain asing. Dari sebelumnya tiga pemain asing non-Asia plus satu pemain asing Asia (3+1) menjadi 2+1. Diharapkan dengan perubahan itu, kesempatan buat pemain lokal menjadi lebih besar.

Bukan itu saja, kompetisi 2017 juga mewajibkan klub mendaftarkan lima pemain U-23 dengan tiga di antaranya wajib dimainkan di setiap pertandingan.

Aturan yang lebih kurang sama diberlakukan di Liga Super China mulai tahun ini.

Seperti sebelumnya, klub-klub masih diizinkan memiliki lima pemain asing dengan komposisi empat dari negara non-Asia dan satu dari negara Asia yang lain (4+1).

Tetapi, jika musim lalu yang boleh dimainkan adalah 3+1, sekarang hanya tiga pemain asing yang boleh dimainkan klub-klub Liga Super China. Jumlah itu sudah termasuk pemain asing dari Asia.

Klub juga diwajibkan mendaftarkan minimal dua pemain lokal yang berusia di bawah 23 tahun atau lahir pada/setelah 1 Januari 1994.

Minimal salah satu dari dua pemain U-23 itu harus masuk starting XI tim di setiap pertandingan.

Bisa ditebak, tujuan perubahan itu adalah membuat semakin banyak pemain muda China yang merasakan bermain bersama atau melawan bintang-bintang top yang didatangkan klub.