Merawat Dinasti Ganda Putri Masa Depan

By Yakub Pryatama - Senin, 16 Juli 2018 | 16:22 WIB
Pasangan ganda putri dari PB Djarum, Agatha Imanuela/Siti Fadia Silva Ramadhanti, berlaga pada babak final Blibli.com Superliga Junior 2017, di GOR Djarum, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (10/12/2017). (DJARUM BADMINTON)

Fadia pertama kali dipasangkan dengan Agatha pada 2014. Ketika itu, keduanya sama-sama berlatih di PB Djarum yang berpusat di Kudus.

 Pengalamannya di turnamen level elite dunia sudah dimulai sejak Super Serier Premier Indonesia Terbuka 2016. Di usia yang baru menginjak 16 tahun, mereka dipercaya untuk turun di Istora.

Saat itu, Agatha/Fadia harus mengakui kalah pengalaman saat melawan pasangan Denmark, Maikeen Fruergaard/Sara Thygesen.

Satu tahun berselang, pengalaman bertanding Agatha/Fadia di level elite dunia semakin teruji.

Agatha/Fadia mampu menyulitkan pasangan unggulan keenam asal China, Luo Ying/Luo Yo, itu dengan bermain rubber set dengan 21-13, 10-21, 19-21.

"Kami harus lebih kompak serta mampu perbaiki komunikasi di lapangan," ujar Agatha.

Mengenyam pengalaman tampil di Indonesia Terbuka dua tahun terakhir, Agatha/Fadia, seakan membuat suporter bulu tangkis tak perlu takut dengan generasi ganda putri.

Ya, keduanya mampu melaju ke babak kedua pada ajang bertajuk Blibli Indonesia Open 2018 yang didukung oleh Bakti Olahraga Djarum Foundation.

Kegigihan dan determinasi yang diperlihatkan Agatha/Fadia saat tampil melawan peringkat dua dunia, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

Meski kalah, Misaki/Ayaka dibuat kerepotan oleh kelincahan duo ganda putri yang dipersiapkan untuk masa depan.