Status Non-Unggulan pada Kejuaraan Dunia Masters Jadi Keuntungan bagi Indonesia

By Persiana Galih - Minggu, 9 September 2018 | 15:33 WIB
Sprinter Inggris Lucy Evans (Kiri), berfoto bersama sprinter Indonesia, Dedeh Erawati, setelah keduanya menuntaskan lari nomor 100 meter di Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018 di Malaga, Spanyol. (PERSIANA GALIH/BOLA)

Sprinter putri wakil Indonesia di Kejuaraan Dunia Masters Atletik 2018, Dedeh Erawati, akan melakoni semifinal nomor 200 meter pada Minggu (9/9/2018). Ia menargetkan diri tidak masuk dalam daftar unggulan nomor dengan kategori usia 35-39 tahun itu.

Di babak kualifikasi, ia berada di heatdua dan mencatatkan waktu 27,14 detik. Posisi pertama heat dua diraih oleh sprinter Spanyol, Carolina Garcia Garzon, dengan 26,38 detik.

Hasil tersebut membuat pelatih Dedeh, Fahmy Fachrezzy senang. Pasalnya, sang pelatih tak mau Dedeh masuk ke dalam tiga besar unggulan nomor 200 meter.

"Saya berharap Dedeh hanya finis di posisi empat atau lima pada babak semifinal. Pokoknya, dia harus di luar tiga besar," kata Fahmy, kepada Bolasport, Sabtu (8/9/2018). 

Baca juga: Berita MotoGP - Valentino Rossi Malu Start dari Posisi Ke-7

Tiga besar unggulan di nomor 200 meter diprediksi milik Garzon, Lucy Evans (Inggris), dan Snezana Bectina (Irlandia).

Garzon dan Dedeh sudah pernah bertemu sebelumnya, yakni waktu sama-sama melakoni Kejuaraan Dunia Master 2016 di Perth, Australia. Kala itu, keduanya menjadi yang paling terdepan dalam final nomor 200 meter dengan 25,27 detik.

Sayangnya, Garzon ditetapkan sebagai pemenang karena berhasil finis dengan badan bagian atas yang condong. Sementara Dedeh, masuk ke garis finis lebih dulu oleh kaki.

Unggulan kedua adalah Lucy Evans yang tengah menjalani debutnya di Kejuaraan Dunia Masters Atletik. Nama pelari Inggris itu kini menjadi ancaman semua sprinter, karena berhasil menggondol emas di nomor lari 100 meter putri Kejuaraan Dunia Masters 2018 pada Kamis (6/9). Di Stadion Ciudad de Malaga.