SEJARAH HARI INI - Ada Perempuan Mampu Lari 100 Meter di Bawah 10,5 Detik

By Dwi Widijatmiko - Senin, 17 Juli 2023 | 15:34 WIB
Atlet asal Amerika Serikat, Florence Griffith Joyner, mengukir rekor 10,49 detik dalam nomor lari 100 meter pada tahun 1988.
WOMENSRUNNING.COM
Atlet asal Amerika Serikat, Florence Griffith Joyner, mengukir rekor 10,49 detik dalam nomor lari 100 meter pada tahun 1988.

JUARA.NET - Tepat hari ini 35 tahun yang lalu, sebuah rekor luar biasa diciptakan di cabang olahraga atletik.

Pada 17 Juli 1988, seorang atlet perempuan mampu berlari 100 meter di bawah 10,5 detik.

Pelari nyentrik asal Amerika Serikat, Florence Griffith Joyner, mengukir waktu 10,49 detik untuk nomor lari 100 meter.

Atlet yang lebih akrab disapa Flo-Jo itu melakukannya dalam balapan pertama babak perempat final tes tim Amerika Serikat untuk Olimpiade 1988.

Secara luar biasa, catatan waktu 10,49 detik itu dengan telak menumbangkan rekor sebelumnya.

Catatan Flo-Jo lebih cepat hampir 0,3 detik dari rekor sebelumnya atas nama atlet Amerika Serikat lainnya, Evelyn Ashford.

Pada 1984, Ashford mencatatkan waktu 10,76 detik.

Catatan waktu 10,49 detik kala itu bahkan masih lebih cepat daripada banyak rekor nasional untuk nomor laki-laki di berbagai negara.

Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Noda Terbesar Rekor Sempurna Khabib Nurmagomedov

Rekor yang diukir Florence Griffith Joyner itu masih bertahan sampai sekarang.

Yang terbaru, pelari perempuan tercepat di nomor 100 meter pada Olimpiade 2020, Elaine Thompson-Herah, memiliki catatan waktu 10,61 detik.

Karena terlalu spektakuler, rekor Flo-Jo sampai diselidiki.

Tetapi, Joyner tidak pernah gagal melalui tes doping.

Ada yang kemudian menduga terjadi kesalahan pada alat pengukur kecepatan angin yang saat itu menunjukkan angka 0.

Padahal, kondisi saat itu sedang berangin.

Di arena tes lompat jangkit yang berjarak hanya sekitar 10 meter dari trek lari kala itu, kecepatan angin terbaca 4,3 meter/detik, yang berarti dua kali lipat melampaui batas yang diizinkan.

Lewat studi yang mendalam oleh Federasi Atletik Internasional (IAAF) dan organisasi independen, akhirnya disimpulkan bahwa lari Flo-Jo terbantu angin 5-7 meter/detik.

Baca Juga: SEJARAH HARI INI - Usai Bikin KO Jawara Indonesia, Manny Pacquiao Lumat Petinju Korea Selatan

Tanpa bantuan angin, performa terbaik Joyner tercatat di final, yaitu 10,61 detik.

Kendati demikian, IAAF sampai sekarang masih mengakui catatan Flo-Jo sebagai rekor dunia.

Joyner sendiri kemudian benar-benar menjadi bintang di Olimpiade 1988.

Dia merebut medali emas di nomor 100 meter dengan catatan waktu 10,54 detik, 200 meter (21,34 detik), dan estafet 4x100 meter (41,98).

Florence Griffith Joyner meninggal dunia pada 21 September 1998.

Pelari yang dulu dikenal atraktif dengan baju yang dipakainya serta kuku panjang berwarna-warni ini berpulang dalam tidur karena serangan epilepsi.

"Peninggalan Flo-Jo sangat kuat karena saya secara literal melihatnya di wajah atlet-atlet atletik sekarang," kata mantan pelari Olimpiade, Ato Boldon.

"Sebelumnya tidak ada orang yang berlomba dengan kuku warna-warni, kostum mencolok, dan riasan wajah serta rambut."

"Flo-Jo memutuskan bahwa itu adalah tanda tangannya. Atlet-atlet sekarang mendapatkan inspirasi dari Flo-Jo," pungkasnya seperti dikutip dari Womensrunning. 


Editor : Dwi Widijatmiko
Sumber : womensrunning.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X