MMA Memang Brutal, tapi Musuh Terakhir Khabib Sebut Tinju Lebih Berbahaya

By Fiqri Al Awe - Minggu, 9 Oktober 2022 | 17:15 WIB
Momen pertarungan Khabib Nurmagomedov (kiri) dan Justin Gaethje (kanan) pada UFC 254.
TWITTER/@MIRRORFIGHTING
Momen pertarungan Khabib Nurmagomedov (kiri) dan Justin Gaethje (kanan) pada UFC 254.

JUARA.NET - Musuh terakhir Khabib Nurmagomedov di panggung UFC, Justin Gaethje membandingkan tingkat berbahaya dari tinju dan MMA.

Gaethje mengakui bahwa MMA adalah olahraga yang brutal.

Namun, jagoan UFC berjulukan The Highlight itu merasa MMA masih jauh dari kata berbahaya.

Jika dibandingkan dengan olahraga tarung lain, Justin Gaethje merasa MMA masih kalah berbahaya dari tinju.

"Olahraga saya adalah yang paling brutal," tukas Justin Gaethje dilansir Juara.net dari Championat.com.

"Tetapi olahraga ini masih jauh dari kata berbahaya."

"Saya bagus dalam hal yang saya kira bagus."

"Tinju lebih berbahaya dari yang saya biasa lakukan secara bagus," imbuh jagoan UFC asal Amerika Serikat tersebut.

Mendengar komentar Gaethje ini tentu sangat mengejutkan.

Pasalnya, Gaethje merupakan petarung MMA yang kerap menyajikan duel brutal.

Baca Juga: Setelah 13 Tahun, Musuh Terakhir Khabib Akhirnya Bisa Bernapas Normal

Gaethje pernah menyuguhkan pertarungan mengerikan pada bulan November tahun 2021 kemarin.

Saat itu Justin Gaethje disabung dengan petarung ganas lainnya, Michael Chandler.

Barter serangan terus terjadi secara intens di sepanjang tiga ronde duel ini berjalan.

Dilansir Juara.net dari UFCStats.com, Gaethje berhasil mendaratkan 116 serangan signifikan ke arah Chandler.

Di sisi lain, Chandler tak mau kalah dengan mendaratkan 103 serangan signifikan.

Nampak Gaethje dan Chandler terluka parah karena pertarungan tersebut.

Pertarungan yang manggung pada UFC 268 itu akhirnya dimenangkan oleh Justin Gaethje lewat perhitungan angka mutlak.

Selepas duel, Gaethje dengan bangganya merasa duel dengan Chandler harusnya digelar di zaman Romawi berduel dan baru berhenti jika salah satu dari mereka mati.

"Saya tahu betapa tangguhnya Chandler, dia adalah seorang pejuang," ujar Gaethje dilansir Juara.net dari MMAFighting.com.

"Kami hidup di zaman yang salah, kami berduel di zaman yang salah,"

Baca Juga: Justin Gaethje vs Michael Chandler di Zaman yang Salah, Seharusnya sampai Mati

"Saya dan Chandler harusnya bertarung di Colesseum sampai salah satu dari kami mati," katanya menambahkan.

Menariknya, Michael Chandler agaknya sedikit kapok bertarung habis-habisan seperti saat melawan Gaethje.

Apalagi dia memang menderita luka-luka yang lebih parah ketimbang Gaethje.

"Saya tak mau bertarung seperti itu lagi," ungkap jagoan UFC berjulukan Iron itu dilansir Juara.net dari MMANews.com.

"Anda tahu, 95 persen dari duel itu adalah pertunjukkan jagoan MMA sejati."

"Tetapi, 5 persen sisanya seperti yang: 'Kawan, apa yang Anda lakukan'."

"Tentu ada kritik yang berkata: 'Kalau Anda lebih taktis dan tak memberikan tontonan, Anda mungkin akan menang'," sambungnya.

Baca Juga: Bertarung ala Gladiator seperti UFC 268, Michael Chandler: Kapok, Bos!


Editor : Fiqri Al Awe
Sumber : MMAFighting.com, MMANews.com, Championat, ufcstats.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X