Alasan Khamzat Chimaev Bisa Bikin Lawan-lawannya Jadi Mainan

By Dwi Widijatmiko - Kamis, 2 Desember 2021 | 07:00 WIB
Khamzat Chimaev berlatih bersama Alexander Gustafsson.
TWITTER
Khamzat Chimaev berlatih bersama Alexander Gustafsson.

JUARA.NET - Ada alasannya mengapa Khamzat Chimaev tampak begitu mudah mengalahkan lawan-lawannya di kelas welter atau menengah UFC.

Khamzat Chimaev sedang mengobrak-abrik kelas welter dan menengah UFC dalam 4 penampilan pertamanya di oktagon.

Semua lawan dihabisi Khamzat Chimaev dengan cepat tanpa butuh pertarungan ditentukan oleh juri.

Dalam pertarungan pertamanya di UFC Fight Island 1 pada 16 Juli 2020, Khamzat Chimaev mencekik John Phillips dengan kuncian D'Arce choke dalam pertarungan di kelas menengah saat ronde kedua baru berjalan sekitar semenit.

Berikutnya pindah ke kelas welter di UFC Fight Island 3 pada 26 Juli 2020, Khamzat Chimaev memukul KO Rhys McKee dalam waktu hanya 3 menit.

Baca Juga: Khamzat Chimaev Tuduh Teman Khabib Bakal Jadi Biang Gagalnya Duel dengan Gilbert Burns

Masih di kelas menengah dalam gelaran UFC Vegas 11 pada 19 September 2020, giliran Gerald Meerschaert dihajar KO oleh petarung berjulukan Serigala itu dalam 17 detik saja.

Terakhir, di UFC 267 pada 30 Oktober lalu, jagoan papan atas kelas welter, Li Jingliang, dibuat mainan oleh Chimaev.

Hanya dalam waktu sekitar 3 menit di ronde pertama, Chimaev menamatkan perlawanan Li dengan kuncian rear-naked choke.

Tampak begitu mudah mengobrak-abrik kelas welter dan kelas menengah UFC, Chimaev pun sudah berani sesumbar menantang juara dua divisi tersebut, yakni Kamaru Usman dan Israel Adesanya.

Legenda UFC yang kini menjadi pengamat dan komentator, Daniel Cormier, punya jawaban soal mengapa Chimaev begitu gampang melewati pertarungan-pertarungannya di kelas welter serta menengah UFC.

"Dia berlatih dengan petarung kelas berat ringan," ujar Cormier seperti dikutip Juara.net dari MMA Island.

Baca Juga: Khamzat Chimaev Klaim Jagoan Nomor Satu UFC Sudah Masuk Perangkapnya

"Soalnya hanya petarung kelas berat ringan yang benar-benar bisa mengatasi intensitasnya," lanjut Cormier berkomentar.

Di Swedia, Chimaev memang paling sering berlatih bareng Alexander Gustafsson, yang pada 2013 pernah membuat Jon Jones babak belur dalam perebutan sabuk juara kelas berat ringan UFC.

Pantas dicatat, petarung kelas berat ringan memiliki bobot 93 kg sementara kelas welter 77 kg dan kelas menengah 84 kg.

Sudah terbiasa bergulat dengan jagoan dengan bobot badan lebih berat dari dirinya saat latihan, Khamzat Chimaev pun seperti menjadi "raksasa" saat berhadapan dengan petarung kelas welter atau menengah.

Tidak heran Li Jingliang bisa seenaknya diangkat, dibanting, dan akhirnya dicekik oleh Chimaev dalam pertarungan terakhir.

Saat ini Chimaev sedang fokus di kelas welter UFC dengan dirinya menempati ranking 11 dalam daftar penantang.

Tetapi, jika kelak sudah berhasil menjadi juara di divisi tersebut, boleh jadi Chimaev bakal benar-benar mencoba tantangan lain di kelas berat ringan.

 


Editor : Dwi Widijatmiko
Sumber : MMA Island


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X