Petarung Serasa Tak Ada Nilainya, UFC Dihantui Kritik Masalah Bayaran

By Fiqri Al Awe - Selasa, 19 Mei 2020 | 18:15 WIB
Bayaran rendah Don'Tale Mayes pada UFC Fight Night dinilai tidak sepadan dan bisa jadi aib untuk ajang tarung nomor satu.
instagram.com/lord_kong_mayes
Bayaran rendah Don'Tale Mayes pada UFC Fight Night dinilai tidak sepadan dan bisa jadi aib untuk ajang tarung nomor satu.

JUARA.NET - Dibalik bayaran fantastis Alistair Overeem pada UFC Fight Night 176 Minggu (17/5/2020), rupanya ada petarung yang hanya kantongi segenggam uang.

Dalam laga tarung terakhir yang disajikan di VyStar Veterans Memorial Arena, Jacksonville, Florida tersebut Overeem memang sukses jadi petarung dengan jumlah bayaran paling besar.

Pegang acara utama, Overeem yang mampu mengalahkan Walt Harris, berhak membawa pulang uang sebesar 5,9 miliar rupiah.

Angka tersebut jelas sangat anjlok jika dibandingkan dengan penghasilan petarung lainnya dalam ajang tersebut Don'Tale Mayes.

Kalah dalam laga preliminary UFC FIght Night 176 melawan Rodrigo Nascimento, Mayes hanya membawa pulang bayaran senilai 160 juta rupiah.

Baca Juga: Petarung Cantik Ungkap Kisah UFC Selamatkan Hidupnya yang Sekarat

Terlebih lagi angka yang mungkin terlihat besar tersebut masih bisa dipotong biaya lain seperti asuransi, pajak dan lain-lain.

Dilansir Juara.net dari MMA Mania, bayaran Mayes tersebut dinilai tidak sesuai jika yang dibicarakan adalah sebuah pertarungan profesional.

Meski hanya senilai pertarungan preliminary, Mayes dinilai berhak atas bayaran yang lebih besar.

Padahal di satu sisi kini, UFC merupakan sebuah ajang di bawah perusahan dengan nilai uang yang sangat fantastis.

Sebagai ajang tarung campur paling diminati di seluruh dunia, pada tahun 2020 ini, UFC memiliki nilai pasar lebih dari 100 triliun rupiah.

Baca Juga: Momen Dahsyat Ketika Muhammad Ali Hindari 21 Pukulan Lawannya

Jumlah uang yang fantastis tersebut didapatkan ajang yang di presideni oleh Dana White mayoritas berasal dari hak tayang.

Berbekal dari nilai pasar itu lah, kritik masalah bayaran memang pantas dilayangkan pada UFC.

Sekiranya sebagai perusahaan besar yang punya nilai pasar setinggi itu, melihat petarungnya tidak ternilai harganya seperti ini harusnya menjadi aib tersendiri bagi UFC.

Hendaknya memang petarung diberi tempat tertinggi dalam sebuah ajang tarung.

Bagaimanapun juga, penghasilan UFC berasal dari setiap tetes darah yang mereka buang di dalam oktagon.

Baca Juga: Sempat Diterpa Badai Kritik, Penyelenggaraan UFC di Tengah Pandemi Diklaim Sukses Besar


Editor : Imadudin Adam
Sumber : MMAmania.com


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X