Persenga Nganjuk Mundur, PSIM Merugi

Aksi Persenga Nganjuk mundur dari kompetisi Divisi Utama membuat kacau konstelasi persaingan Grup 5. Pelatih PSIM Seto Nurdiantoro paling masygul dengan sikap tak sportif Persenga yang mundur akibat krisis finansial tersebut.

Maklum PSIM paling dirugikan karena harus kehilangan enam poin dari dua laga yang dimenangi atas Persenga di putaran pertama dan kedua lalu. Padahal bila tim berjuluk Laskar Singo Lodra ini melanjutkan kompetisi, posisi Laskar Mataram—julukan PSIM—telah aman di puncak klasemen yang otomatis merebut tiket ke babak enambelas besar.

“Gara-gara Persenga mundur, kami kena dampaknya. Sekarang kami harus bekerja keras mencari poin pengganti yang hangus itu. Padahal itu tak mudah, karena putaran kedua semua tim ingin selamat. Yang di atas berambisi lolos ke fase lanjutan. Yang di bawah pasti butuh poin agar tak terdegradasi,” tutur Seto Nurdiantoro.

Akibat langkah Persenga tersebut, lanjut Seto, kini posisi PSBI Kab. Blitar yang diuntungkan. Karena mereka tak pernah menang melawan Persenga. Jadi tim asuhan Aris Budi Sulistyo tersebut tak dapat pengurangan poin.

“Ini jadi pekerjaan rumah bagi PSSI dan PT LI. Kompetisi mendatang mereka harus verifikasi dengan cermat agar kejadian seperti ini tak terulang. Bayangkan bila semua tim juru kunci yang tak bisa lolos degradasi mundur. Apalagi bila tim yang posisinya ada di urutan kedua dari bawah juga mundur. Kompetisi akan kacau balau. PSIM juga kesulitan keuangan, tapi kami tetap pegang komitmen untuk menyelesaikannya,” kata mantan striker jebolan Primavera ini.