Multi-culti, Rahasia Kedahsyatan Timnas Jerman

By Suryo Wahono - Jumat, 6 Februari 2015 | 12:15 WIB
Pemain timnas Jerman saat menuju podium juara usai mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 2014.
Julian Finney/Getty Images
Pemain timnas Jerman saat menuju podium juara usai mengalahkan Argentina di final Piala Dunia 2014.

Jerman diuntungkan karena pemain-pemain 'asing' tadi memberi aroma baru dalam permainan tim. Dengan bek tangguh nan elegan dari Albania dan Turki (Mustafi serta Serdar Tasco), bek sayap Nigeria dan Ghana (Aogo serta Boateng), winger Bosnia atau Maroko (Marin atau Karim Bellarabi), gelandang bertahan Tunisia (Khedira), playmaker Turki (Oezil), penyerang sayap Nigeria (Sydney Sam), hingga bomber tengah Polandia atau Spanyol (Lukas Podolski/Mario Gomez), stereotipe Der Panzer sebagai tim diesel sudah menjadi kisah usang.

"Percampuran antara kekuatan fisik Afrika dengan pemahaman taktik eropa sangatlah berguna bagi timnas Jerman," tutur Aogo soal sumbangsih etnis minoritas bagi Die Mannschaft.

"Di depan, kami punya sedikit aroma Latin atau gaya yang lebih santai dan mengalir khas negara-negara Eropa Selatan. Tapi, di sektor pertahanan, kami sangat disiplin, sangat Jerman," kata Khedira. "Yang penting, kami adalah satu tim. Kami semua ingin sukses, tak perduli dari mana kami berasal," tambahnya.

Cerita lebih lengkap ada di Majalah BOLA Vaganza edisi Januari 2015.


Editor : Andrew Sihombing
Sumber : BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X