Akademi Sepak Bola Vietnam Berkiblat ke Jepang

By Wiwig Prayugi - Sabtu, 4 April 2015 | 10:15 WIB
Para pesepak bola muda Akademi PVF Vietnam.
Wiwig Prayugi/Bolanews
Para pesepak bola muda Akademi PVF Vietnam.

Vietnam menjadi salah satu kekuatan di sepak bola Asia Tenggara. Pembinaan sepak bola di Vietnam juga berkembang sangat pesat.

Dalam kompetisi J-League U-16 2015, salah satu akademi dari Vietnam juga ikut berpartisipasi. Namanya adalah PVF (Promotion Fund of Vietnamese Football Talents), yang bermarkas di Ho Chi Minh City. Kepada BOLANEWS, Manajer Tim PVF Nguyen Ngoc Thanh Tram mengatakan, semua akademi sepak bola di Vietnam berkiblat kepada Jepang

“Kerja sama kami sampai ke taraf tim nasional. Maka pada Piala AFF 2014 pelatih Vietnam didatangkan dari Jepang,” katanya. 
Penggiat sepak bola usia dini di Vietnam menyadari, pemain dari Asia Tenggara memiliki postur mungil. Hal itu menyebabkan pemain sulit bersiang bila melawan tim Eropa atau negara-negara dari Jazirah Arab. Dengan berkiblat kepada Jepang, pesepak bola Vietnam dibentuk menjadi pemain yang berkarakter kuat, khususnya di fisik dan visi kerja sama dalam tim. 
“Kami sempat meniru gaya Barcelona saat ditangani Pep Guardiola. Pemain memiliki visi bermain yang kreatif meski posturnya tak sebesar pemain Real Madrid. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Begitu berganti pelatih, konsep bermain berubah lagi. Oleh sebab itu kami melihat ke Jepang yang semakin tumbuh pesat baik di level kompetisi maupun timnas,” jelasnya. 
Di Ho Chi Minh ada sekitar 30 akademi yang menampung pemain dari U-8 sampai U-20. Empat kali dalam setahun, para pengurus akademi dipanggil Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF). Tujuannya adalah untuk berdiskusi dan membahas teknik-teknik sepak bola terkini. 
Soal persamaan persepsi, akademi di Vietnam mendapatkan modul yang berisi pedoman pembinaan sepak bola. Hal itu sudah berlangsung selama lima tahun. 
“Saat pertemuan dengan federasi, kami juga membahas standar pemain untuk masuk ke timnas. Dengan begitu pelatih kami sudah tahu bagaimana cara membentuk pemain yang ideal,” lanjut wanita berusia 24 tahun itu. 
Thanh Tram yakin, lima tahun mendatang Vietnam mampu mendominasi Asia Tenggara seperti Thailand.

“Kerja sama kami sampai ke taraf tim nasional. Maka pada Piala AFF 2014 pelatih Vietnam didatangkan dari Jepang,” katanya. 

Penggiat sepak bola usia dini di Vietnam menyadari, pemain dari Asia Tenggara memiliki postur mungil. Hal itu menyebabkan pemain sulit bersiang bila melawan tim Eropa atau negara-negara dari Jazirah Arab. Dengan berkiblat kepada Jepang, pesepak bola Vietnam dibentuk menjadi pemain yang berkarakter kuat, khususnya di fisik dan visi kerja sama dalam tim. 

“Kami sempat meniru gaya Barcelona saat ditangani Pep Guardiola. Pemain memiliki visi bermain yang kreatif meski posturnya tak sebesar pemain Real Madrid. Tetapi hal itu tidak berlangsung lama. Begitu berganti pelatih, konsep bermain berubah lagi. Oleh sebab itu kami melihat ke Jepang yang semakin tumbuh pesat baik di level kompetisi maupun timnas,” jelasnya. 

Di Ho Chi Minh ada sekitar 30 akademi yang menampung pemain dari U-8 sampai U-20. Empat kali dalam setahun, para pengurus akademi dipanggil Federasi Sepak Bola Vietnam (VFF). Tujuannya adalah untuk berdiskusi dan membahas teknik-teknik sepak bola terkini. 

Soal persamaan persepsi, akademi di Vietnam mendapatkan modul yang berisi pedoman pembinaan sepak bola. Hal itu sudah berlangsung selama lima tahun. 

“Saat pertemuan dengan federasi, kami juga membahas standar pemain untuk masuk ke timnas. Dengan begitu pelatih kami sudah tahu bagaimana cara membentuk pemain yang ideal,” lanjut wanita berusia 24 tahun itu. 

Thanh Tram yakin, lima tahun mendatang Vietnam mampu mendominasi Asia Tenggara seperti Thailand.

*Laporan Wiwig Prayugi dari Osaka, Jepang


Editor : Wiwig Prayugi
Sumber : Bolanews


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X