Berry Tetap Berjuang dan Menang Saat Berduka

By Roosyudhi Priyanto - Kamis, 26 Februari 2015 | 06:28 WIB
Berry Angriawan/Ryan Agung Saputro
PBSI
Berry Angriawan/Ryan Agung Saputro

10, 16-21 dan 21-12. Kemenangan ini sangat berarti bagi Berry, sebab sebelum berlaga dia menerima kabar duka, Ayahnya, Ade Suhandi, meninggal dunia Rabu (25/2) pagi akibat stroke yang diderita.  

"Saat bermain di lapangan, saya tidak terpengaruh. Begitu selesai rasanya sangat sedih dan ingin menangis, saya tak bisa melihat wajah papa untuk terakhir kalinya," kata Berry yang tak bisa menyembunyikan kesedihannya.

Berry mendengar kabar duka justru dari teman-temannya lewat chatting di dunia maya. "Mama tidak memberi kabar, mungkin biar saya konsentrasi. Papa sudah dimakamkan siang harinya, saya hanya bisa mendoakannya," kata Berry.

Kondisi sang Ayah sudah menurun sejak Agustus tahun lalu. "Sebelum berangkat ke Austria saya sempat pamit, beliau mendoakan agar pertandingan saya lancar dan bisa menjadi juara. Maka, saya harus tetap semangat demi Papa," tegas Berry.

Malam sebelumnya, Berry sempat mendapat firasat ketika mendengarkan lagu Rhoma Irama berjudul "Kehilangan" bersama Edi Subaktiar. "Saya bilang ke Edi, lagunya kayak kehilangan orangtua. Coba dengar kalau sudah kehilangan baru terasa. Mungkin ini semacam firasat, pagi harinya saya mendapat kabar duka ini," cerita Berry.


Editor : Roosyudhi Priyanto
Sumber : PBSI


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X