Balotelli, Cinta Lama yang Bersemi Kembali

By Okky Herman Dilaga - Rabu, 26 Agustus 2015 | 05:00 WIB
Mario Balotelli membela AC Milan pada laga kontra AS Roma di Stadion Olimpico, 25 April 2014.
FILIPPO MONTEFORTE/AFP
Mario Balotelli membela AC Milan pada laga kontra AS Roma di Stadion Olimpico, 25 April 2014.

Setali tiga uang dengan Gullit, Donadoni tak terlalu bersinar pada masa bakti kedua di San Siro. Dia sempat melakoni 325 pertandingan dalam kurun waktu sepuluh tahun berseragam Milan. Pada periode kedua, dia sudah dimakan usia sehingga cuma mampu mencatat 27 penampilan.

Kisah Gullit dan Donadoni diikuti oleh Leonardo Araujo. Gelandang berkebangsaan Brasil ini menjalani 110 pertandingan dengan Milan dari 1997 hingga 2001. Dia pulang ke San siro pada Oktober 2002. Leonardo cuma sempat tampil lima kali pada periode keduanya karena memutuskan gantung sepatu pada Maret 2003.

Kegagalan wajah lama turut diakui Berlusconi. "Saya bukanlah orang yang mendukung gagasan kembalinya sosok lama. Sebab, kami pernah mencoba beberapa kali pada masa lalu dan hasilnya tak sesuai harapan," tuturnya.

Maklum, tak sedikit kasus kepulangan pemain Milan terjadi ketika memasuki usia kepala tiga. Hal itu dialami Kaka, Shevchenko, Gullit, Donadoni dan Leonardo. Mereka dianggap sudah habis sehingga tak memberikan kontribusi signifikan untuk Milan.

Beda hal dengan Balotelli. Dia baru menginjak 25 tahun dan punya banyak waktu untuk memperbaiki diri, asalkan aksi kontroversialnya di luar lapangan menjadi pantangan.

Galliani pun telah mewanti-wanti Balotelli. "Kami yakin pemain menyadari inilah kesempatan terakhir. Saya berharap, dia benar-benar memahaminya," kata pria berusia 71 tahun tersebut.

Lebih dari itu, Balotelli tampak inferior dari Luiz Adriano dan Carlos Bacca menilik catatan gol pada 2014-15. Balotelli bukanlah "Monalisa" seperti dua tahun lalu. Mino Raiola sudah merayu hampir semua klub Serie A untuk mau menampung Balotelli, tetapi hanya Milan yang bersedia.

Dengan begitu, Balotelli harus lebih bekerja keras kali ini. Maklum, meski lirik "Amaci Mai" menggambarkan romansa cinta yang menawan, sudah banyak bukti bahwa kesempatan kedua tidaklah selalu berakhir indah di Milan.


Editor : Anju Christian Silaban
Sumber : Berbagai sumber


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X