Analisis Labbola, Penalti di Piala Presiden 2015

By Jalu Wisnu Wirajati - Sabtu, 17 Oktober 2015 | 06:56 WIB
Penalti terakhir di Piala Presiden 2015 terjadi pada laga Arema vs Bali United (19/9/2015).
Suci Rahayu
Penalti terakhir di Piala Presiden 2015 terjadi pada laga Arema vs Bali United (19/9/2015).

Ajang Piala Presiden 2015 tinggal menyisakan 2 pertandingan lagi, perebutan juara ketiga antara Mitra Kukar dan Arema Cronus serta penentuan juara, Persib Bandung melawan Sriwijaya FC. Sebelum kedua laga tersebut, ada 36 pertandingan yang sudah dilangsungkan sejak babak penyisihan hingga semifinal. Dari 36 pertandingan tersebut, tercatat ada 1.020 pelanggaran yang dibuat 16 tim peserta. Dari 1020 pelanggaran tersebut, 12 di antaranya berbuah penalti.

Oleh Pramuaji - @PramuajiAjay

Sebetulnya ada tambahan 1 penalti yang bisa saja masuk catatan. Namun, penalti untuk Sriwijaya FC yang diberikan Jerry Elly di laga leg 2 perempatfinal melawan Bonek FC tidak dihitung karena terjadi walk out (WO).

Jika dibandingkan dengan kompetisi Liga Super Indonesia (ISL) 2014, angka rata-rata penalti per laga di Piala Presiden menurun cukup signifikan. Dari 247 laga ISL 2014, ada 101 insiden penalti, yang berarti angka rata-ratanya 0.41 penalti/laga. Di Piala Presiden, sejauh ini hanya 0.33 penalti/laga. Pemberlakuan peraturan ketat yang disertai sanksi, serta penayangan seluruh pertandingan di televisi membuat kedisiplinan pemain semakin terjaga, dan pembuatan keputusan oleh wasit menjadi semakin terawasi.

Dari 12 penalti yang muncul di Piala Presiden, 2 di antaranya gagal dikonversi menjadi gol. Kedua penalti gagal tersebut dilakukan oleh Ilija Spasojevic (Persib) saat bertemu Persiba Balikpapan dan I Made Wirahadi (Persiba) saat bersua Martapura FC. Uniknya, kedua penalti tersebut gagal karena berhasil ditepis oleh kiper. Jandia Eka Putra menggagalkan penalti Spasojevic, sementara Fauzal Mubaraq menggagalkan eksekusi Wirahadi.

PSM dan PSGC menjadi tim yang paling sering mendapat hadiah penalti. Kedua tim sama-sama berkesempatan mengeksekusi 2 penalti. Striker PSGC, Osas Marvelous Ikpefua menjadi satu-satunya pemain yang berhasil mengkonversi 2 penalti. Sementara PSM mengeksekusi 2 penalti yang didapat dengan 2 eksekutor berbeda, Syamsul Chaeruddin dan Ferdinand Sinaga.

Di sisi lain, Gresik United menjadi tim yang paling sering dihukum penalti. Kiper GU, Muhammad Ridwan, harus 3 kali menghadapi penalti, yakni 2 kali saat melawan PSM dan sekali saat berjumpa Pusamania Borneo FC.

Untuk kategori wasit, Muslimin menjadi pengadil yang paling sering memberi hukuman penalti. Sejauh ini, Muslimin sudah menunjuk titik putih sebanyak 3 kali di tiga pertandingan berbeda, Persib vs Persiba untuk Persib, Persebaya vs Persiba untuk Persebaya, dan Arema vs Bali United untuk Bali United. Berdasarkan insiden penyebab hukuman penalti, 4 berasal dari insiden handball pemain bertahan dan 8 sisanya berawal dari pelanggaran terhadap pemain menyerang.

Terakhir kali hukuman penalti muncul di Piala Presiden adalah di pertandingan Arema vs Bali United (19/10/2015), tepatnya pada menit ke-66. Itu berarti, jelang partai perebutan juara ke-3, sudah 924 menit Piala Presiden “bebas penalti,” yang juga menjadi periode terlama selama penyelenggaraan turnamen yang diprakarsai oleh Mahaka ini. Pada dua pertandingan tersisa, apakah akan muncul lagi tendangan 12 pas?


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Labbola


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

TERPOPULER

Close Ads X