"Dinamit Kolosal" begitulah deskripsi harian El Mundo Deportivo terhadap penampilan Neymar (23) kala Barcelona menghancurkan Rayo Vallecano 5-2, Minggu (18/10/2015) dini hari WIB. Sang penyerang juga melewati catatan gol Johan Cruyff, legenda Barca yang sempat meragukannya.
Pasukan Luis Enrique menang besar kendati sempat dibuat repot Vallecano yang tengah naik daun. Neymar mengambil panggung peninggalan Messi setelah cedera.
Penyerang asal Brasil ini mencetak empat gol dalam laga di Camp Nou tersebut. Ia memenangi dan mengeksekusi sendiri dua tendangan penalti, membuat kiper lawan salah menebak dalam kedua kesempatan kendati tendangannya tak kencang.
Kejeniusannya terlihat kala ia memenangi penalti kedua. Neymar mengelabui Nacho dengan pergerakan kaki cepat untuk membuat bola melewati kolong pemain belakang lawan tersebut dan memaksa sang bek menjatuhkannya dengan tackle ceroboh. Dua gol lainnya pun ia ambil berkat penempatan posisi dan naluri pembunuh prima.
Berkat empat golnya tersebut, Neymar mencatatkan nota emas. Ia kini telah mencetak 62 gol bagi kubu Catalan, lebih banyak ketimbang legenda sepak bola Belanda dan Barca, Johan Cruyff.
Luar biasanya, sang penyerang melampaui catatan Cruyff dalam waktu jauh lebih singkat. Pemenang titel La Liga 1973-74 ini mencetak 60 gol bersama Barca dalam 180 laga antara 1973 dan 1978. Neymar hanya memerlukan 101 laga untuk mencetak 62 gol.
Cruyff merupakan pria yang menjadi embrio kelahiran gaya bermain tiki-taka Barcelona kala ia menukangi kubu Catalan tersebut selama delapan tahun sejak 1988.
Padahal, pendiri La Masia ini sempat vokal mempertanyakan kedatangan Neymar dua tahun lalu dan ia mengutarakan bahwa sang pemain adalah masalah utama Barca.
Menariknya lagi, Neymar tidak seperti mantan-mantan bomber Barca yang kesulitan hidup bersama ketenaran Messi. Bahkan, Neymar mendedikasikan salah satu golnya kepada Messi, sahabatnya, dengan gestur tangan L dan M.
| Editor | : | Firzie A. Idris |
| Sumber | : | Sport, El Mundo Deportivo |
Komentar