Juventus Kian Mantap dengan Formasi 4-3-3

Banyak pengamat menyebut Juventus dalam masa transisi di 2015-16 menyusul sejumlah transaksi pemain di bursa transfer musim panas 2015.

Si Nyonya Tua melepas 10 pemain, termasuk trio andalan Andrea Pirlo, Carlos Tevez, dan Arturo Vidal.

Sebagai gantinya, Juve memboyong 11 pemain anyar dengan kualitas yang diharapkan bisa menyamai para pemain yang pergi.

Banyaknya perbedaan dalam komposisi pemain antara musim lalu dengan musim ini membuat pelatih Massimiliano Allegri harus kembali mencari taktik terjitu bagi Juventus.

Proses pencarian ini yang disebut sebagai masa transisi oleh sejumlah pihak.

Transisi membuat Juventus belum tampil sebaik 2014/15. Mereka terdampar di papan tengah, meraih lima kemenangan dan kalah empat kali sampai pekan ke-12 Serie A 2015/16.

Sebagai perbandingan, Juve cuma kalah sekali hingga pekan ke-12 liga musim lalu dan berada di puncak klasemen.

“Juve kehilangan semua pemain penting mereka kecuali kiper Gianluigi Buffon. Saya yakin mereka akan kembali ke puncak, tapi tidak mudah untuk tahun ini. Juve menghadapi musim transisi,” kata eks pelatih Juventus, Claudio Ranieri, di Calcio Mercato.

Salah satu bukti transisi adalah banyaknya formasi yang dicoba Allegri musim ini.

Sejauh ini, pelatih berusia 48 tahun itu sudah menggunakan empat skema: 3-5-2, 4-3-1-2, 4-3-3, dan 4-4-2. Dua formasi yang disebut pertama adalah andalan Allegri di 2014-15.

Penting bagi Allegri untuk memutuskan formasi paling jitu sehingga para pemain Juve dapat memahami keinginan sang pelatih dan mengeluarkan kemampuan terbaik.

Mengevaluasi empat formasi tersebut, 4-3-3 tampaknya cocok dengan komposisi pemain di Juventus saat ini.

Dibanding opsi skema lain, hanya 4-3-3 yang belum menghasilkan kekalahan bagi Juve di Serie A 2015/16.

Total empat laga menggunakan formasi tersebut di liga musim ini, pasukan Allegri meraih tiga kemenangan dan satu imbang. Salah satu kemenangan itu terjadi di markas Empoli (8/11).

Selain itu, Juventus lebih produktif dalam mencetak gol dengan formasi tiga penyerang itu dibandingkan modul-modul lain.

Allegri sepertinya sudah dapat menggambarkan pemain mana yang bisa diturunkan pada pola 4-3-3.

Juan Cuadrado, Mario Mandzukic, dan Alvaro Morata paling sering berkolaborasi di lini depan dalam pola 4-3-3 (2 kali). Ketiganya sudah berkontribusi dalam gol Juventus di Serie A 2015-16.

Cuadrado selalu menjadi starter saat Juve bermain 4-3-3. Hasilnya, dua dari tiga assist Cuadrado di Serie A musim ini tercipta saat beraksi sebagai penyerang kanan di pola itu.

Mandzukic, yang baru dua kali tampil starter pada skema 4-3-3, menyarangkan gol pertamanya dengan formasi itu saat melawan Empoli.

Morata, yang dua kali bermain starter di 4-3-3, juga mengemas satu gol saat beraksi di formasi itu. Gol tersebut merupakan satu-satunya dari Morata di Serie A musim ini.

Formasi 4-3-3 terbukti bisa menghidupkan naluri predator para pemain Juve. Sebanyak tujuh pemain berbeda di Juve telah menyarangkan gol pada pola tersebut.

JUVENTUS DI SERIE A 2015/16
4-3-3 (vs Genoa, Frosinone, Bologna, Empoli)
Main: 4
Menang: 3
Seri: 1
Kalah: 0
Gol: 9
Kebobolan: 3
Tembakan: 79
Tembakan Akurat: 23

4-3-1-2 (vs Chievo, Napoli, Atalanta, Torino)
Main: 4
Menang: 2
Seri: 1
Kalah: 1
Gol: 6
Kebobolan: 4
Tembakan: 74
Tembakan Akurat: 26

3-5-2 (vs Udinese, Roma, Internazionale)
Main: 3
Menang: 0
Seri: 1
Kalah: 2
Gol: 1
Kebobolan: 3
Tembakan: 46
Tembakan Akurat: 11

4-4-2 (vs Sassuolo)
Main: 1
Menang: 0
Seri: 0
Kalah: 1
Gol: 0
Kebobolan: 1
Tembakan: 14
Tembakan Akurat: 3