110 Tahun UMS, Bersatu untuk Kuat! (2)

By Gerry Putra - Jumat, 18 Desember 2015 | 07:10 WIB
Foto tim UMS tahun 1918
Dok Buku Dokter Bola Indonesia
Foto tim UMS tahun 1918

Pada tulisan pertama telah dikisahkan bagaimana awal berdirinya Union Makes Strength (UMS), klub internal Persija. Ada alasan khusus kenapa hari lari UMS disebut jatuh pada 15 Desember.

UMS bukan klub tertua di Indonesia, masih ada Patjarkeling yang didirikan oleh Haji Muhamad Zen pada 1902 di Surabaya.

Bahkan, di Batavia ada Rood-Wit dengan nama lengkap Bataviasche Cricket-en Football-Club yang didirikan pada 28 September 1894 oleh J.D. De Riemer. Rood-Wit ini adalah klub paling tua yang ada di Indonesia.

Kembali lagi ke awal UMS memainkan sepak bola. Saat cabang sepak bola sudah sangat populer, anak-anak UMS sudah terbiasa bermain bola di lapangan singkong Petak Sinkian milik Haji Manaf pada 1912.

Atas inisiatif dari organisasi, mereka akhirnya menyewa lahan Haji Manaf tersebut denga harga 6 gulden.

Sang tuan tanah, Haji Manaf, dengan senang hati menyewakan lahan miliknya untuk dipakai anak-anak UMS bermain sepak bola, sampai akhirnya mereka mampu membeli lahan tersebut untuk dijadkan 'rumah' hingga sekarang.

Dalam perkembangannya, UMS bukan klub yang hanya jago kandang. UMS sangat rajin melakukan tur ke luar daerah Petak Sinkian.

Bahkan, mereka rajin menyambangi tempat-tempat klub sepak bola lain di luar Batavia, terlebih untuk bertanding melawan klub yang juga berbasis etnis Tionghoa.

Tahun 1920, UMS memutuskan untuk bergabung ke dalam suatu organisasi besar bernama West Java Voetbal Bond yang kemudian menjadi Voetbal Bond Batavia Omstreken (VBO).

Di sinilah UMS memperlihatkan taringnya sebagai klub terkuat di Batavia. Berkali-kali mereka menjuarai kompetisi VBO yang saat itu memang menjadi kompetisi tertinggi sebelum muncul Voetbalbond Indonesia Jacatra (VIJ), yang akhirnya mengubah namanya menjadi Persija.

UMS menjuarai kompetisi VBO pada tahun 1930, 1932, 1933, 1934, 1937, 1938, dan 1949 .

Tidak ada yang bisa menghentikan kehebatan permainan UMS sampai akhirnya pada 1946 lahir perkumpulan yang berbasis Tionghoa bernama Chung Hua Tsing Nien Hui atau Perkumpulan Sosial dan Olahraga Tunas Jaya.

Dalam sejarahnya, Chung Hua menjadi rival terhebat UMS hingga detik ini. Alasan yang tepat menjadikan pertemuan mereka selalu panas adalah hengkangnya Tan Chin Hoat, yang juga ayah dari legenda Persija Tan Liong Houw, dari UMS.

Tan Chin Hoat, bersama rekan-rekannya yang berada dalam tim kelas III UMS, menyatakan keluar dari UMS dan membelot ke cabang sepak bola di perkumpulan Chung Hua.

Jika tidak percaya dengan rivalitas mereka? Sempatkan saja menonton UMS melawan Tunas Jaya saat keduanya bertemu di Kompetisi Persija.

Persaingan dengan Chug Hua tetap memanas, namun ada suatu perubahan besar dalam perjalanan sejarah mereka kemudian.
 
Setelah Indonesia merdeka, dan semangat VIJ-Persija yang lebih didukung oleh warga pribumi, membuat UMS berfikir untuk keluar dari VBO dan bergabung dengan VIJ yang pada 1950 resmi menjadi Persija.

Sebuah rapat digelar dan menyatakan bahwa UMS, selepas kompetisi VBO 1950, menyatakan akan segera bergabung dengan Persija. (bersambung)


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X