Siap-siap Bunglon Formasi dengan Pelatih Baru Lazio

By Minggu, 10 April 2016 | 14:21 WIB
Selebrasi Simone Inzaghi setelah mencetak gol pertamanya saat Laga UEFA Champions League Grup G antara Chelsea dan Lazio di Stamford Bridge tanggal 22 Oktober 2003 di London, Inggris.
BEN RADFORD/GETTY IMAGES
Selebrasi Simone Inzaghi setelah mencetak gol pertamanya saat Laga UEFA Champions League Grup G antara Chelsea dan Lazio di Stamford Bridge tanggal 22 Oktober 2003 di London, Inggris.

Kekalahan 1-4 dari Roma dalam laga derby della capitale, Minggu (3/4), menciptakan neraka di kubu Lazio. Presiden Claudio Lotito memerintahkan tim di-ritiro-kan alias menjalani pemusatan latihan dadakan dengan menjauhkan pemain dari pers dan keluarga.

Penulis: Dwi Widijatmiko

Pelatih Stefano Pioli dipecat dan arsitek Lazio Primavera, Simone Inzaghi, langsung ditunjuk sebagai allenatore yang baru. Adik Filippo Inzaghi ini sudah sejak 2010 melatih di tim junior Lazio.

Antara 2010- 2011 dia memegang tim Allievi Regionali. Kemudian promosi menangani tim Allievi Nazionali semusim kemudian.

Pada Januari 2014, Inzaghi mulai dipercaya menangani tim Primavera. Prestasinya cemerlang.

Pada April 2014, Inzaghi membawa tim asuhannya menjuarai Coppa Italia Primavera. Trofi ini tak pernah dimenangi Lazio selama 35 tahun.

Lazio kemudian menjadi kampiun Supercoppa Primavera pada Oktober 2014.

Inzaghi membawa timnya mempertahankan gelar juara Coppa Italia Primavera pada April 2015. Pada tahun itu juga Lazio lolos ke final Liga Primavera 2014/15, hanya kalah lewat adu penalti dari Torino.

Harapan untuk melihat tim senior Lazio sesukses tim Primavera di tangan Inzaghi pasti ada. Tapi, yang harus diingat, tingkat kesulitan tentunya sangat berbeda.

Dalam hal ini, Inzaghi bisa melihat kakaknya, Filippo, sebagai contoh. Filippo juga lumayan sukses di Milan Primavera. Tim besutannya sempat lolos ke semifinal liga pada 2012/13.


Pelatih AC Milan, Filippo Inzaghi, bereaksi pada laga Serie A antara Inter dan AC Milan di San Siro pada 19 April 2015.(GIUSEPPE CACACE / AFP)

Tapi, Inzaghi kemudian menjalani musim yang sulit di tim senior pada 2014/15. Setelah start bagus, Milan lantas mendapatkan hasil-hasil buruk.

Mereka berkutat di papan tengah dan menyelesaikan liga di posisi ke-10 alias gagal lolos ke kompetisi antarklub Eropa. Filippo diganti pada akhir musim.

Rasio kemenangan Filippo di tim Primavera mencapai lebih dari 60 persen. Di tim senior angkanya merosot drastis menjadi 36 persen.

Filippo sudah mengucapkan selamat sekaligus peringatan kepada sang adik. "Masuk ke mulut serigala, Simo. Kamu pantas mendapatkannya. Saya yakin semangat dan keahlianmu akan membuatmu sukses," begitu kata Filippo di akun Instagram-nya.

Bagaimana Lazio akan bermain di bawah Simone Inzaghi? Bicara formasi permainan, agak sulit memberikan prediksi. Pasalnya, Inzaghi sendiri bak bunglon selama dua tahun di tim Primavera.

Ia seperti masih mencari-cari formasi favorit. Di musim pertama, Inzaghi sempat memakai 4-2-3-1 dan 4-4-2, tapi kemudian beralih ke sistem yang lebih defensif dan "cari aman", yaitu 5-3-2, ketika menjuarai Coppa Italia.

Pada tahun berikutnya, Inzaghi kelihatan mencoba mematenkan 4- 3-3, yang barangkali cocok dengan karakternya sebagai eks striker.

Tapi, saat menghadapi partai-partai sulit, dia kembali mengusung pola defensif 5-4-1, 5-3-2, atau 3-5-2.

Musim ini Inzaghi kembali tampak ingin memantapkan 4- 3-3. Namun, hasilnya tak stabil. Mungkin mirip seperti raihan tim besutan Zdenek Zeman.

Pelatih senior itu juga gemar memakai 4-3- 3 yang kurang seimbang.

[video]http://video.kompas.com/e/4829400460001_ackom_pballball[/video]

Lazio Primavera terkadang bisa menang secara spektakuler, seperti 8-1 vs Avellino (7/11/2015), 5-0 vs Empoli (18/11/2015), dan 7-2 vs Bari (30/1). Tapi, Biancoceleste juga bisa takluk di kandang sendiri, 0-5 dari Ascoli (12/3).

Materi tim senior Lazio cukup mendukung jika Inzaghi ingin "bermain-main" dengan formasi. Kalau dia memilih 4-3-3, tidak ada masalah. Pioli sebelumnya juga sudah sering menggunakan formasi ofensif tersebut.

Apabila Inzaghi ingin menerapkan pola defensif 3-5-2 atau variannya, 5-3-2, pun bukan sebuah problem. Para pemain yang tersedia mampu mengeksekusinya.

Lazio punya banyak bek tengah.


Antonio Candreva (kiri) melakukan selebrasi usai membobol gawang Inter Milan di Gieseppe Meazza, Minggu (20/12/2015) atau Senin dini hari WIB.(MARCO LUZZANI/GETTY IMAGES)

 

Para full-back juga fasih bermain sebagai bek sayap. Gelandang Lazio adalah kombinasi kreasi dan tenaga, cocok untuk sistem tiga pemain tengah pola 3-5-2 atau 5-3- 2.

Penyerang juga tersedia karena Antonio Candreva dan Felipe Anderson bisa mengawal sistem varian lain: 3-5-1-1 atau 5-3-1-1.

Kendalanya untuk waktu dekat, Lazio masih diganggu masalah cedera.

Untuk melawan Palermo, Minggu (10/4), Stefan De Vrij, Dusan Basta, Stefan Radu, Sergej Milinkovic-Savic, Ricardo Kishna, dan Abdoulay Konko masih cedera. Wesley Hoedt juga akan menjalani skorsing setelah menerima kartu merah dalam derbi.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.661


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X