Fenomena Sugar Daddy di Sepak Bola Indonesia, Sampai Kapan Kuat Mendanai Klub?

By Jumat, 22 April 2016 | 14:32 WIB
Pemain-pemain Madura United saat mengikuti latihan di Lapangan Agrokusuma Batu, Jawa Timur, (14/04/2016).
SUCI RAHAYU/DOK TABLOID BOLA
Pemain-pemain Madura United saat mengikuti latihan di Lapangan Agrokusuma Batu, Jawa Timur, (14/04/2016).

Fenomena sugar daddy dalam sepak bola tidak hanya di Indonesia.

Bahkan kompetisi setenar dan serapi Liga Inggris saja dihiasi sosok-sosok semacam Roman Abramovich di Chelsea atau Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, sang pemilik Abu Dhabi United Group and Investment, bersama Manchester City.

Kedua klub ini belakangan menjadi raksasa Inggris serta Eropa berkat gelontoran uang berlimpah dari pemiliknya.


Pemilik City Football Group, Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan, melambaikan tangannya saat berada di Stadion Etihad. (digitalsport.co)

 

Namun, tidak selamanya kehadiran pemilik kaya nan royal berujung pada cerita indah.

Portsmouth, misalnya, beberapa kali berganti pemilik yang menyuntikkan jutaan euro, tapi beberapa kali pula akhirnya tak terurus dengan baik dan mengalami dua kali kebangkrutan dalam periode tiga tahun.

Bergeser ke Eropa Timur, Anzhi Makachkala pernah tiba-tiba menjelma bak klub raksasa dan mendatangkan pemain bintang sekelas Roberto Carlos, Balazs Dzsudzsak, Samuel Eto'o, serta pelatih Guus Hiddink setelah dibeli oleh Suleyman Kerimov pada 2011.

Hanya dua setengah tahun berselang, Kerimov memangkas bujet klub hingga sepertiga dan perjalanan Anzhi menuju titik nadir berawal di situ.

Bagaimana dengan Indonesia? Mungkinkah potensi bahaya itu bisa terealisasi?

"Saya tidak bisa mengatakan hal ini bagus atau tidak bagus. Tentu harus dilihat bahwa tengah terjadi perubahan di beberapa klub, yang tadinya private owned club kini menjadi public owned club atau dimiliki beberapa investor," ujar Joko Driyono.

"Setiap klub harus bisa mentransformasi diri menjadi lebih profesional dan lebih baik dalam melakukan rasionalisasi pembiayaan," lanjutnya.

Hanya, lain lagi peringatan yang disampaikan eks pelatih timnas Primavera, Danurwindo, mengenai ancaman yang dihadapi klub bila bergantung pada individu tertentu.

"Memangnya sampai kapan dia (donatur klub) kuat? Itu jawabannya" kata Danurwindo.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No. 2.663


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X