Sanksi Ketiga Turun, Arema Rugi Rp 35 Juta

By Ovan Setiawan - Senin, 27 Juni 2016 | 10:15 WIB
Simulasi penanganan flare dan benda terlarang yang melibatkan panpel Arema, kepolisian, TNI, dan match steward di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Jumat (24/6/2016) malam.
SUCI RAHAYU/JUARA.net
Simulasi penanganan flare dan benda terlarang yang melibatkan panpel Arema, kepolisian, TNI, dan match steward di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang pada Jumat (24/6/2016) malam.

MALANG, JUARA.net – Cerawat menyala saat pertandingan Arema Cronus melawan Persija Jakarta pada Minggu (19/6/2016) berujung sanksi. Insiden flare di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang membuat Arema harus kehilangan uang jutaan rupiah lagi.

Lewat surat resmi yang dikirimkan oleh Komisi Disiplin (Komdis) TSC 2016, Arema mendapatkan denda sebesar Rp 10 juta akibat pelanggaran tersebut. PT Gelora Trisula Semesta (GTS) merasa memiliki bukti yang kuat berupa rekaman.

Rekaman itu memperlihatkan cerawat  menyala pada menit ke-86 atau saat pertandingan masih berlangsung. Sanksi ini merupakan yang ketiga dan turun akibat ulah oknum suporter yang menyalakan cerawat.

Sebelumnya, insiden cerawat menyala terjadi saat pertandingan perdana melawan Persiba Balikpapan pada Minggu (1/5/2016). Akibatnya, Arema harus membayar denda Rp 10 juta.

Baca juga:

Kejadian tersebut terulang lagi saat pertandingan home kedua yang mempertemukan tim berjulukan Singo Edan ini dengan Bhayangkara Surabaya United (BSU), Minggu (15/5/2016). Kali ini, denda meningkat jadi Rp 15 juta.

Dengan turunnya sanksi saat melawan Persija, total kerugian yang diderita oleh manajemen Arema adalah Rp 35 juta.

”Kejadian ini menjadi pelajaran berharga dan memupuk kesadaran oknum suporter yang masih memiliki niatan untuk merugikan klub,” kata Ketua panpel Arema, Abdul Haris.

Usai lawan Persija lalu, panpel Arema memberikan perhatian khusus terhadap flare dan benda  yang dilarang masuk ke stadion. Mereka melakukan simulasi yang melibatkan pihak keamanan seperti dari kepolisian, TNI, match steward, dan pemadam kebakaran.

”Dari kejadian yang terus terulang, panpel banyak belajar. Kami meningkatkan koordinasi dengan melakukan simulasi, ke depan antisipasi akan lebih matang, begitu juga saat mengambil tindakan,” tuturnya.


Editor : Estu Santoso
Sumber : juara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X