Chelsea, Ingin Terus Dibenci

By Senin, 1 Agustus 2016 | 11:00 WIB
Gelandang Chelsea, Francesc Fabregas, tertunduk lesu saat meninggalkan lapangan setelah diusir wasit dalam pertandingan pramusim bertajuk International Champions Cup 2016 menghadapi Liverpool di Stadion Rose Bowl, Pasadena, Amerika Serikat, pada Rabu (27/7/2016).
JEFF GROSS/GETTY IMAGES
Gelandang Chelsea, Francesc Fabregas, tertunduk lesu saat meninggalkan lapangan setelah diusir wasit dalam pertandingan pramusim bertajuk International Champions Cup 2016 menghadapi Liverpool di Stadion Rose Bowl, Pasadena, Amerika Serikat, pada Rabu (27/7/2016).

Berdasarkan jajak pendapat yang digelar oleh Daily Mirror, Chelsea berada di urutan teratas daftar tim yang paling dibenci masyarakat Inggris pada 2016, menggantikan Manchester United.

Penulis : Sem Bagaskara

Beberapa hari berselang usai Daily Mirror mengumumkan hasil jajak pendapat tersebut, Chelsea kebanjiran kalimat kebencian, terutama dari pendukung Liverpool.

Penyebabnya adalah tekel horor yang didaratkan gelandang The Blues, Cesc Fabregas, ke kaki pemain anyar Liverpool, Ragnar Klavan, dalam ajang International Champions Cup (ICC) 2016, 27 Juli lalu.

Akibat dari tekel sembrono tersebut, Fabregas langsung diusir keluar lapangan oleh wasit.

Manajer Chelsea, Antonio Conte, mengungkapkan keprihatinan kepada Klavan. Namun, ahli strategi Italia itu tak mutlak mengutuk aksi berbahaya Fabregas.

“Saya menginginkan tim saya bermain agresif. Saya senang jika anak asuh saya menampilkan agresivitas dan intensitas tinggi," ujar Conte.

"Saya selalu memberikan identitas kepada tim. Saya berupaya mentransfer hal ini kepada pemain. Saya senang karena melihat sikap yang tepat," kata eks pelatih Siena dan Juventus itu menambahkan.

Conte ibarat menyuruh anak asuhnya meneruskan tabiat yang membuat Chelsea dibenci: bermain rapat dan gahar.

Liverpool bukan sekali ini saja dibuat geram dengan pendekatan disiplin Chelsea.

Taktik parkir bus Chelsea arahan Jose Mourinho membuyar kan asa Liverpool meraih titel Premier League 2013/14.

Waktu itu, Chelsea berhasil menekuk Liverpool 2-0 pada pekan ke-36 liga, Pragmatisme ala Mourinho kemudian berbuah gelar Premier League bagi The Blues pada 2014/15.

Filosofi antara Mourinho dan Conte mirip-mirip. Keduanya sama-sama penggemar sepak bola intensitas tinggi disertai dengan disiplin posisi dan taktik.

Conte layak menuntut Chelsea lebih agresif, sekalipun tekel Fabregas dalam bentrokan melawan Liverpool di ICC 2016 tak bisa pula dibenarkan.

Ketika sukses mengamankan titel Premier League 2014/15, penggawa The Blues secara total mengoleksi 73 kartu kuning plus empat kartu merah.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA No.2.685


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X