Dante, Kepingan Puzzle Nice

By Kamis, 25 Agustus 2016 | 10:59 WIB
Julian Draxler (kedua dari kiri) serta Dante diapit oleh Klaus Allofs (kiri) dan Dieter Hecking (kanan) dalam peresmian perekrutan kedua pemain sebagai personel Wolfsburg, 1 September 2015.
RONNY HARTMANN/AFP
Julian Draxler (kedua dari kiri) serta Dante diapit oleh Klaus Allofs (kiri) dan Dieter Hecking (kanan) dalam peresmian perekrutan kedua pemain sebagai personel Wolfsburg, 1 September 2015.

Pada Senin (22/8/2016), Nice mengonfirmasi perekrutan Dante dari klub Jerman, Wolfsburg. Bek asal Brasil itu menjadi pemain anyar kelima Nice di bursa transfer musim panas 2016.

Dante merupakan pemain kedelapan asal Brasil dalam sejarah klub. Namun, pemain berusia 32 tahun itu menjadi bek Negeri Samba pertama di Nice. Bagi Dante, Nice bukan klub Prancis pertama yang ia bela.

Mantan pemain Bayern Muenchen itu pernah memperkuat Lille pada 2004-2006.

Kedatangan Dante meramaikan pos bek tengah Nice. Pesaing Dante ada tujuh orang, termasuk bek berumur 17 tahun, Malang Sarr.

Sarr, produk akademi Nice, mencuri perhatian di awal 2016-2017. Berduet dengan Paul Baysee di jantung pertahanan, Sarr berperan penting dalam dua kemenangan timnya hingga pekan kedua Ligue 1 musim ini.

Sarr bermain penuh ketika Nice menang 1-0 atas Rennes (14/8/2016) dan Angers (20/8/2016). Penampilan apiknya bahkan memaksa kapten Mathieu Bodmer, bek tengah utama Nice musim lalu, bermain sebagai gelandang bertahan dalam pola 4-3-3.

Sekilas, mudah menebak bahwa Dante akan menyingkirkan Sarr. Akan tetapi, sosok Dante seharusnya dianggap sebagai kepingan puzzle yang dapat menyempurnakan lini pertahanan peringkat 4 klasemen Ligue 2015/16 itu.

Tentu ada alasan mengapa pelatih anyar Nice, Lucien Favre, merekrut Dante selain karena sang bek merupakan anak asuhnya di Gladbach pada 2011-2012. Dengan pengalaman segudang, sang juara Liga Champion 2012-2013 bersama Muenchen ini bisa membantu perkembangan para bek muda Nice, termasuk Sarr.

Selain itu, kehadiran Dante bisa menolong Favre mengeksekusi formasi tiga bek, skema yang  cukup sering diterapkan Nice pada 2015/16. (esi)


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X