Dua mantan pebulu tangkis tunggal putri Indonesia, Maria Kristin Yulianti (31) dan Susi Susanti (45), optimistis bahwa tunggal putri Indonesia akan segera bangkit setelah sempat mengalami stagnansi.
Kedua mantan atlet tersebut pernah menyumbangkan medali Olimpiade untuk Indonesia.
Susi memenangi medali emas pada Olimpiade 1992 Barcelona dan medali perunggu pada Olimpiade Atlanta 1996, sementara Maria meraih perunggu pada Olimpiade Beijing 2008.
Setelah itu, belum ada lagi atlet tunggal putri yang berbicara banyak di turnamen internasional seperti Olimpiade.
Namun, baik Maria dan Susi yakin stagnansi tunggal putri Indonesia akan berakhir. Menurut Maria, atlet-atlet muda didikan Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI), sudah mulai menunjukkan potensi.
"Sekarang saya lihat generasi di bawah Lindaweni Fanetri sudah mulai banyak bermunculan pemain potensial. Kalau di era saya dulu, mungkin ada ya cuma satu atau dua orang pemain junior," kata Maria saat ditemui di GOR Djarum Jati, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (3/9/2016).
Dia menyebut nama-nama seperti Fitriani dan Gregoria Mariska sebagai sosok yang bisa muncul sebagai andalan Indonesia beberapa tahun ke depan.
Baca Juga:
- Sakit Hati dengan Barcelona, FIFA 17 Turunkan Nilai Messi dan Naikkan Ronaldo
- Diego Costa: Jika Saya Bermain untuk Real Madrid atau Barcelona...
- Bisikan Pogba Saat Memeluk Donnarumma
Apalagi, Maria merasa bahwa pembinaan untuk pemain-pemain junior lebih bagus.
"Kalau dulu, pemain-pemain junior pasti ikut bertanding di turnamen untuk pemain senior. Sekarang mereka punya pertandingan sendiri," kata Maria.
Secara terpisah, Susi Susanti, mengungkapkan pendapat serupa. Menurut Susi, regenerasi untuk pemain tunggal putri memang butuh usaha lebih keras, tetapi tetap bisa diupayakan.
"Kalau lihat tunggal putra, mereka punya tiga sampai empat pemain yang mulai naik daun. Di tunggal putri memang belum ada, tetapi saya berharap di pemain-pemain muda. Mereka masih bisa dibantu dan dibina lebih dalam, terutama dari segi teknis. Mungkin beberapa tahun ke depan sudah mulai ada yang membawa hasil," kata Susi.
Setelah Maria meraih perunggu pada Olimpiade 2008, tunggal putri Indonesia selalu mengirim perwakilan ke Olimpiade selanjutnya.
Pada Olimpiade 2012, Ardiyanti Firdasari melangkah ke babak 16 Besar, sementara Linda Wenifanetri bermain hingga akhir fase grup di Olimpiade Rio 2016.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | juara |
Komentar