Stadion Sriwedari, Identitas, Sengketa, dan Nama

By Senin, 19 September 2016 | 07:29 WIB
Pose pemain Persib bersama pelatih, ofisial, dan manajemen pada launching tim di Stadion Sriwedari, Kota Solo, pada Kamis (28/4/2016).
GONANG SUSATYO/BOLA/JUARA.NET
Pose pemain Persib bersama pelatih, ofisial, dan manajemen pada launching tim di Stadion Sriwedari, Kota Solo, pada Kamis (28/4/2016).

Stadion Sriwedari termasuk tempat bersejarah di Indonesia. Beragam peristiwa penting terjadi di sana, khususnya berkaitan dengan olahraga.

Penulis: Ferry Tri Adi

Bagi Surakarta, Stadion Sriwedari merupakan simbol bahwa Solo sebagai kota olahraga. Di sepak bola, stadion berkapasitas 12.000 orang itu menjadi saksi perjalanan salah satu klub tua Tanah Air, Persis Solo.

Namun, bukan berarti stadion berumur 83 tahun itu tak dihinggapi masalah. Sengketa lahan Sriwedari seluas 9,9 hektare, yang meliputi Stadion Sriwedari, Museum Radya Pustaka, dan Gedung Wayang Orang, antara Pemerintah Surakarta dan ahli waris R.M.T. Wiryodiningrat baru selesai pada Februari lalu.

Ahli waris R.M.T. Wiryodiningrat memenangi sengketa tersebut. Sejak 2003, Stadion Sriwedari diubah namanya menjadi Stadion R. Maladi. Namun, pada 2011 nama stadion dikembalikan seperti semula.

Stadion Sriwedari merupakan perwujudan antusiasme Sri Susuhunan Paku Buwono X untuk membuktikan bahwa sepak bola pribumi tak kalah dengan bangsa lain, khususnya Belanda ketika itu.

Berawal dari tahun 1906, sepak bola sampai di Surakarta dan dimainkan oleh Koninklijke Nederlandsch Indische Leger atau tentara Kerajaan Hindia Belanda. Kalangan pribumi, yang juga tertarik setelah melihat bal-balan itu, tak lama kemudian juga mendirikan klub bernama Romeo.

Menurut buku Kota, Klub, dan Pasoepati, klub-klub sepak bola pribumi kemudian menjamur pada 1916 seperti PS De Leeuw, PS Mars, PS Kras, Truno Kembang, Mat, D.E.Z, dan sebagainya. Klub-klub itu membidani kelahiran bond (perserikatan) di Surakarta bernama Vorstenlandsche Voetbal Bond (VVB) pada 1923, cikal bakal Persis Solo.

Setelah PSSI berdiri pada 19 April 1930, semangat sepak bola Surakarta membuat Sri Susuhunan Paku Buwono X berapiapi. Terlebih, pribumi hanya boleh bermain di lapangan depan Istana Pura Mangkunegaran atau alun-alun utara dan selatan Keraton Kasunanan Surakarta.

Pada 1932, beliau memerintahkan pembantunya menyelesaikan transaksi pembelian tanah di sebelah barat Taman Sriwedari. Menurut data Kompas September 1983, pada 1933 Stadion Sriwedari diresmikan oleh R. Ng. Reksodiprojo.

Stadion Sriwedari juga menjadi arena PON pertama pada 8-12 September 1948, yang dibuka oleh Presiden Soekarno


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X