Kultur Daerah dan Kiprah Orang Minang di Sepak Bola Nasional

By Segaf Abdullah - Senin, 24 Oktober 2016 | 18:02 WIB
Eks pemain timnas Indonesia, Yeyen Tumena, berpose saat hadir di Redaksi Tabloid BOLA, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (20/10/2016).
WESHLEY HUTAGALUNG/JUARA.NET
Eks pemain timnas Indonesia, Yeyen Tumena, berpose saat hadir di Redaksi Tabloid BOLA, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (20/10/2016).

Eks bek tim nasional (timnas) Indonesia, Yeyen Tumena Chaniago (40), membeberkan mengapa sepak bola di Indonesia tidak pernah sepi dari para pelakunya yang merupakan keturunan Minang.

Hal itu dipaparkan Yeyen Tumena saat dihadirkan ke kantor redaksi Tabloid BOLA, Palmerah, Jakarta Barat, Kamis (20/10/2016).

Sebagai putra asli Minang, Yeyen Tumena cukup antusias saat ditanya menyoal rekam jejak para keturunan Minang di dunia si kulit bulat Tanah Air.

Menurut pria kelahiran Padang, Sumatera Barat tersebut, kehadiran pemain, pelatih, hingga tokoh sepak bola asal Minang tidak lepas dari karakter perantau yang melekat.

"Hadirnya banyak pelaku sepak bola dari tanah Minang sebetulnya tidak diperkirakan. Pada zaman dulu, sepak bola di Sumatera Barat saja tidak terlalu baik jika dibandingkan dengan Sumatera Utara (Sumut) misalnya," ucap Yeyen.

"Hal ini juga tidak lepas dari peningkatan kualitas per individu. Pasalnya, banyak dari mereka yang lahir di Minang tetapi besar di daerah lain," katanya.

Menurut Yeyen, mendapat pelatihan di luar Minang, membuat para pemain lebih dituntut dan semakin terpacu untuk tidak gampang menyerah.

Sedikitnya, tiga pelatih keturunan Minang dipercaya menukangi tim pada Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016. Mereka adalah Nilmaizar (Semen Padang), Jafri Sastra (Mitra Kukar), dan Indra Sjafri (Bali United).


Winger Irsyad Maulana merayakan gol Semen Padang ke gawang Persela Lamongan di Stadion H Agus Salim pada 28 Mei 2016. (Dok. PT GTS)

Belum lagi nama-nama pemain potensial macam Irsyad Maulana (Semen Padang), Novri Setiawan (Persija Jakarta), hingga Teja Paku Alam (Sriwijaya FC).

Lebih senior lagi, ada nama mantan pemain Persija, Oyong Liza, pelatih berpengalaman Suhatman Imam, dan instruktur pelatih berkelas AFC, Emral Abus, yang semakin menegaskan dominasi urang awak di persepakbolaan Indonesia.


Pelatih Emral Abus (dua dari kanan) saat menjadi pelatih Persib di Piala AFC 2015.(BUDI KRESNADI/JUARA.NET)

"Mereka bisa mendapat pengalaman sepak bola di luar Minang. Karakter orang Minang yang ulet di mana pun berada mungkin bisa menjadi catatan mereka bisa tampil seperti sekarang," tutur Yeyen.

Menariknya, sepanjang karier persepakbolaan Yeyen dari 1995-2007, tidak satu pun klub asal Sumatera Barat yang pernah dia bela.

Faktanya, Yeyen justru lebih memilih membela klub yang berbasis di Medan, Sumut, yakni PSMS Medan pada 2005.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : juara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

TERPOPULER

Close Ads X