'The Big Three', Senjata Utama Cleveland Cavaliers

By Kamis, 24 November 2016 | 17:00 WIB
Pemain Clevland Cavaliers, Kevin Love #0 and LeBron James #23 memasuki lapangan pertandingan dalam pertandingan menghadapi New York Knicks di Quicken Loans Arena, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, pada  25 Oktober 2016.
EZRA SHAW/GETTY IMAGES
Pemain Clevland Cavaliers, Kevin Love #0 and LeBron James #23 memasuki lapangan pertandingan dalam pertandingan menghadapi New York Knicks di Quicken Loans Arena, Cleveland, Ohio, Amerika Serikat, pada 25 Oktober 2016.

"Setelah menjadi juara di musim sebelumnya, sebuah tim akan menjalani musim berikutnya dengan nyaman." Itulah pernyataan pelatih Cleveland Cavaliers, Tyronn Lue, tentang timnya yang merupakan juara NBA musim 2015-2016.

Penulis: Aprelia Wulansari

Lue bahkan menambahkan bahwa Cavs (julukan Cleveland Cavaliers) percaya diri dan merasa berada di puncak dengan membawa titel juara musim lalu.

Pernyataan Lue itu tentu sejalan dengan latar belakang sejarah Cavs sebagai klub yang merupakan bentuk nyata dari manusia yang berani dan tak pernah menyerah.

Keberanian dan kenyamanan itu jelas terlihat dalam 12 laga Cavs di awal musim ini. Penampilan The Big Three, LeBron James, Kyrie Irving, dan Kevin Love, yang semakin solid ditambah dukungan Channing Frye dan Iman Shumpert membuat Cavaliers menjadi tim yang memang kembali dengan penuh rasa percaya diri.

Kembali ke The Big Three, yang bisa disebut senjata elite Cavs, trio ini menunjukkan kekompakan yang membuat klub menjadi menyeramkan. Love-James-Irving berhasil memulai musim dengan rata-rata mencetak 20 poin setiap laga.

Tak sampai di situ, meskipun merupakan pemain paling mahal NBA dan menjadi pemain bintang Cavs, James "tak lagi diutamakan" karena James, Love, dan Irving kini bisa dikatakan egaliter alias setara.

Baca Juga:

James juga diharapkan bisa semakin menjalankan perannya sebagai playmaker seusai Cavs ditinggal Matthew Dellavedova.

Memang Irving, Dellavedova, dan James kerap menjadi andalan jalannya permainan Cavs. Namun, tanpa Dellavedova pun, Cavs tetap tak terbendung.

The Big Three juga bisa menerapkan peran sebagai penyuplai assist bagi tim. Lebih dari 70 persen assist Cavs berasal dari Love, Irving, dan James.

Suplai tersebut jelas memudahkan tim dan bakal meningkatkan efisiensi tembakan yang berujung pada keberhasilan mencetak poin. Hal itu terlihat ketika Cavaliers menghadapi Detroit Pistons di Quicken Loans Arena, Jumat (18/11/2016).

Irving menjadi roda permainan dengan membawa Cavs menang 104-81. Irving mencetak 25 poin dan 11 assist di laga tersebut.

"Saya yakin dengan permainan seperti ini kami bisa terus menunjukkan penampilan yang baik," tutur Irving.

"Saya memang lebih banyak memberikan assist di laga ini karena saya percaya dengan kemampuan rekan setim dan berperan sebagai playmaker menunjukkan apa yang bisa saya lakukan untuk tim," ucap pemain berusia 24 tahun itu kepada Fox Sports.

 

Selain itu, kehadiran Frey di lapangan juga memengaruhi pentolan The Big Three. Frey membuat James semakin efektif dalam memberikan assist.

James telah memiliki 9 assist per gim yang membuat dia berada di peringkat ketiga dalam jumlah assist terbanyak musim ini.

"Ketika semua bermain dengan baik, kami bisa melihat hasilnya di lapangan. Kami sudah melakukannya," ucap James.

Hal senada disampaikan Love. "Kami melakukan hal yang hebat musim lalu dan akan melanjutkan musim ini. Kami akan mempertahankan gelar juara," tutur Love seperti dilansir situs resmi klub.

The Big Three pertama kali muncul pada musim 2014/15. Perpaduan tiga pemain ciamik ini berhasil mengantar Cavs dua kali ke final dan sekali meraih gelar juara NBA.

Pengembangan Cavs

Dalam sebuah tim, tak semua pemain berhasil mencapai penampilan terbaiknya di awal musim. Cavs pun mengalami hal yang sama.

Dari beberapa laga awal, Jordan McRae menjadi salah satu pemain yang dinilai kurang memenuhi standar. McRae rata-rata hanya mencetak 2,2 poin dari 23,8 persen tembakan.

Pemain yang tampil ciamik di D-League ini juga tak efektif dalam mengumpan atau rebound. Pemain berusia 25 tahun ini hanya membuat 8,4 poin; 1,9 rebound; 1,9 assist; 0,6 steal: dan 0,6 blok ketika bermain selama 36 menit.

Kesempatan McRae membuktikan kelasnya memang masih banyak. Soalnya, coach Lue memang mengharapkan seluruh pemainnya bisa bermain menyerang dan semua pemain bisa saling menggantikan posisi.

Momen ini patut digunakan McRae untuk menunjukkan kemampuannya dan memastikan Lue terkesima dengan memberikan kontribusi bagi Cavs. Pengembangan defense juga menjadi pekerjaan rumah bagi Lue.

 

Ketajaman The Big Three diharapkan bisa seimbang dengan pertahanan tim. Karena itu, Love diharapkan bisa menjadi pemain yang menyeimbangkan ofensif dan defensif tim dengan usia dan ukuran tubuhnya.

LeBron pun menyadari hal tersebut, tetapi pemain berusia 31 tahun tersebut menganggap permainan Cavs semakin baik di sisi pertahanan dan penyerangan.

"Laga melawan Detroit menjadi bentuk ofensif-defensif terbaik yang pernah kami lakukan sejauh ini," ucap LeBron.

Jadi, Cavs semakin matang dan menakutkan. Kita tunggu saja pembuktian mereka di akhir musim.

[video]http://video.kompas.com/e/5220128289001[/video]


Editor : Delia Mustikasari
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X