Lelah Merantau, Asisten Pelatih Arema Terima Tawaran Bali United

By Ovan Setiawan - Sabtu, 24 Desember 2016 | 07:45 WIB
Asisten pelatih Arema Cronus, I Made Pasek Wijaya.
YAN DAULAKA/JUARA.NET
Asisten pelatih Arema Cronus, I Made Pasek Wijaya.

Bongkar pasang tim pelatih Arema tidak hanya ada pada pelatih kepala, dalam jajaran asisten pelatih juga demikian. I Made Pasek Wijaya memutuskan untuk memilih keluar dari Arema dan bergabung dengan klub tanah kelahirannya, Bali United, untuk kompetisi musim depan.

I Made Pasek yang merupakan salah satu pemain legenda Pelita Jaya ini menyatakan, dia tidak bisa menolak keinginan Bali United. Karena, pria berusia 47 tahun itu merasa bahwa sudah cukup lama berada di perantauan.

"Sekarang, saya ingin dekat dengan keluarga. Saya sudah lama merantau, mungkin ini ssaatnya untuk kembali ke Bali,” ucapnya.

Made Pasek selama ini lebih dikenal di luar Pulau Dewata daripada di tanah kelahirannya. Sejak masih belia, pada umur 16 tahun, dia sudah memutuskan untuk keluar dari Bali dengan bergabung Diklat Sepak Bola Ragunan di Jakarta.

Berkat bakat dan kerja kerasnya, Made Pasek bisa memperkuat timnas Indonesia saat masih berusia 17 tahun dan bermain di Piala Kemerdekaan.

Baca juga:

Pada 1986, klub Galatama, Pelita Jaya merekrutnya sebagai pemain. Dia bergabung bersama Pelita Jaya selama 15 tahun. Dalam kurun waktu tersebut banyak gelar yang dia persembahkan.

Dia mempersembahkan gelar juara Galatama untuk Pelita Jaya sebanyak tiga kali pada 1989, 1990 dan 1994. Bahkan pada 1989, Made Pasek terpilih sebagai pemain terbaik Galatama.

Kariernya sebagai pelatih juga banyak dihabiskan di luar Bali, meski sempat menangani klub Divisi II, PS Tabanan. Pada 2007-2009, dia memilih menangani Persipon Pontianak.

Pada 2010, Made Pasek menjadi asisten pelatih Pelita Jaya hingga akhirnya roda nasib membuatnya bergabung untuk menjadi asisten pelatih Arema sejak 2013. Semua itu terjadi karena peleburan antara Arema dan Pelita Jaya.

Awal bergabung dengan Arema, dia bekerja sama dengan pelatih Rahmad Darmawan, kemudian mendiang Suharno dan yang terakhir adalah Milomir Seslija.

“Saya minta maaf kepada Aremania jika selama di Arema ada salah. Saya juga mohon diri kepada manajemen dan rekan-rekan semuanya. Selama di Arema, semua sudah saya anggap seperti keluarga sendiri."


Editor : Estu Santoso
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X