Pulang Kampung, Tiga Pemain Timnas Semarakkan Piala Wali Kota Ternate

By Segaf Abdullah - Selasa, 27 Desember 2016 | 00:39 WIB
Gelandang Rizky Pora (tengah) meluapkan kegembiraannya di antara para pemain timnas Indonesia seusai mengalahkan Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (14/12/2016) malam.
DOK. AFF SUZUKI CUP
Gelandang Rizky Pora (tengah) meluapkan kegembiraannya di antara para pemain timnas Indonesia seusai mengalahkan Thailand pada leg pertama final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Rabu (14/12/2016) malam.

Memanfaatkan liburan, tiga pemain timnas Indonesia pada Piala AFF 2016 asal Ternate turut memeriahkan turnamen lokal Piala Wali Kota Ternate 2016, Minggu (25/12/2016). Ketiga pemain tersebut yakni Abduh Lestaluhu, Zulham Zamrun, dan Rizky Pora.

Abduh, Zulham, dan Pora masing-masing membela klub mereka sewaktu remaja. Kehadiran ketiga pemain tersebut pun menyedot animo penonton untuk menyaksikan laga secara langsung.

Pora memperkuat klub asal kampungnya, Persisam Sangaji, sementara Zulham membela PS Olimpic Gambesi, dan Abduh berseragam PS Domeno.

"Meskipun telah menjadi pemain sekelas timnas, kecintaan mereka terhadap klub di awal karier tidak dilupakan," ucap Wakil Ketua Panitia Piala Walikota Ternate, Soleman Sin.

"Terbukti, ketiga pemain tersebut ingin pulang kampung dan bermain bola di Piala Wali Kota Ternate," tutur Soleman.

Selain pemain berlabel timnas, Piala Wali Kota Ternate juga melibatkan nama-nama pesepak bola nasional asal Ternate yang masih aktif bermain.

Sebut saja kakak dari Zulham, Zulvin Zamrun, yang memperkuat Persela Lamongan dan PSM Makassar pada Kejuaraan Sepak Bola Torabika (TSC) 2016. Selain Zulvin, ada nama Rizal Abdul Gani (Mitra Kukar), Frets Listanto Butuan (PS TNI), dan Prayoga (Barito Putera).

Selain itu, ada juga nama eks penyerang Persipura Jayapura dan Sriwijaya FC yang kini melatih Persihaltim Halmahera Timur pada Piala Soeratin 2016, Rahmat 'Poci' Rivai.

Akan tetapi, reputasi turnamen ini sedikit tercoreng setelah kasus penganiayaan kepada wasit Ishak Ibrahim yang dilakukan sejumlah pemain dan pendukung salah satu klub peserta, PS Banteng.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : Antara


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X