Prediksi 2017, Rekor Sextet Juventus di Serie A

By Minggu, 1 Januari 2017 | 09:48 WIB
Penyerang Juventus, Gonzalo Higuain (kanan), merayakan gol ke gawang Olympique Lyon bersama rekan-rekannya, dalam laga Liga Champions, di Stadion Juventus, Rabu (2/11/2016) waktu setempat.
MARCO BERTORELLO/AFP
Penyerang Juventus, Gonzalo Higuain (kanan), merayakan gol ke gawang Olympique Lyon bersama rekan-rekannya, dalam laga Liga Champions, di Stadion Juventus, Rabu (2/11/2016) waktu setempat.

Menjelang libur Natal-Tahun Baru, Juventus sudah memuncaki klasemen Serie A 2016-2017 dengan keunggulan empat poin bersih atas Roma di peringkat dua.

Penulis: Dwi Widijatmiko

Surplus poin boleh jadi sesungguhnya malah tujuh angka karena Juventus masih menyimpan satu pertandingan lebih banyak. Kondisi itu menjadi pertanda kuat bahwa La Vecchia Signora akan kembali merebut trofi juara.

Berarti Juventus bakal meraih scudetto keenamnya secara berturut-turut sejak 2011-2012.

Sextet scudetto adalah sebuah rekor bersejarah. Belum pernah ada tim yang mampu menjadi juara Serie A enam kali beruntun.

Apakah Juventus benar-benar tidak bisa dihadang meraih scudetto-nya yang ke-33? Teorinya apapun bisa terjadi dalam putaran kedua kompetisi nanti.

Akan tetapi, dalam rentetan lima raihan scudetto Juventus sebelumnya, hanya sekali terjadi Si Nyonya Tua bisa digoyang saat sudah menjadi capolista.

Kejadiannya adalah pada 2011-2012, musim pertama Juventus menjadi juara pasca-calciopoli.


Kiper Juventus, Gianluigi Buffon, menangkap bola hasil serbuan pemain AS Roma dalam laga Serie A di Juventus Stadium, Turin, 17 Desember 2016.(MARCO BERTORELLO/AFP )

Saat itu Juventus dan Milan sempat bergantian memimpin klasemen sampai akhirnya I Bianconeri mapan sejak pekan ke-31. Setelah itu, Juventus tidak pernah lagi bisa disalip kalau mereka sudah berada di puncak klasemen.

Cerita musim lalu yang paling keren. Sempat menempati peringkat 17, Juventus pelan-pelan naik dan berhasil menjadi capolista pada pekan ke-25. Mereka lantas tak tertahankan menjadi juara.

Juventus musim ini termasuk paling cepat menjadi capolista. Potensi surplus tujuh poin atas peringkat dua sebelum Natal juga merupakan yang terbesar setelah delapan poin pada musim 2012-2013.

Tim Zebra memang tidak sempurna musim ini. Mereka masih bisa dikalahkan. Tapi, Juve tetap bisa memenangi mayoritas duelnya melawan tim papan atas.

Baca Juga:

Mereka juga mampu menyapu bersih laga-laga melawan tim-tim bottom-half klasemen, sebuah jurus sakti untuk menjadi juara. Justru para pesaing yang sering tersandung pada pertandingan yang "tidak-tidak".

Hal itu juga yang menjadi tambahan jaminan bahwa Juventus akan kembali merebut scudetto. Sekali lagi, tim-tim seperti Roma atau Napoli belum memperlihatkan konsistensi selayaknya Bianconeri.

Serunya Tiga Besar

Dengan Juventus boleh jadi bakal mengamankan gelar juara, tersisa "scudetto" lain berupa peringkat dua dan tiga, yang akan memberikan tiket ke Liga Champion 2017-2018. Perebutan tempat ke sana berlangsung lebih seru daripada scudetto.

Ada banyak tim yang sekarang melihat tiga besar sebagai sasaran yang realistis. Roma pastinya menjadi salah satu kandidat terkuat. I Lupi terlihat meyakinkan pada paruh pertama liga.

Mereka hanya dua giornata berada di luar tiga besar klasemen. Napoli sempat terlempar dari persaingan seiring cederanya striker pengganti Gonzalo Higuain, Arkadiusz Milik.

Tapi, belakangan Gli Azzurri mulai bangkit. Bayangkan kekuatan mereka nanti dengan Milik akan pulih ditambah pemain baru yang direkrut pada bursa transfer Januari.

Milan dan Lazio tampil mengejutkan pada putaran pertama kompetisi dan mereka boleh jadi bakal melanjutkan performa itu. Milan barangkali yang lebih bisa bersaing di jalur tiga besar.

Kesuksesan menjuarai Supercoppa Italiana akan melecut semangat dan kepercayaan diri Milan untuk menyelesaikan musim 2016-2017 dengan melampaui target. Pada awal musim, pelatih Vincenzo Montella cuma menyasar timnya lolos ke Liga Europa.

Inter juga tetap perlu disebut. I Nerazzurri seperti telah kembali menemukan jalan sukses setelah dilatih Stefano Pioli. Di tangan allenatore pengganti Frank de Boer itu, La Beneamata rata-rata mendapatkan 2,16 poin per laga.

Kalau rata-rata poin itu dipertahankan setelah kompetisi bergulir lagi, Inter berpotensi menyelesaikan musim dengan koleksi 73 poin. Jumlah angka itu mungkin cukup untuk fi nis di tiga besar klasemen.

[video]http://video.kompas.com/e/5262860732001[/video]


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : Tabloid BOLA


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X