Gerakan #EmptyEwood dari Suporter Blackburn Rovers

By Dian Savitri - Senin, 30 Januari 2017 | 18:15 WIB
Blackburn Rovers (seragam biru-putih) dan Blackpool bertanding di babak IV Piala FA, di Stadion Ewood Park, 28 Januari 2017, dengan latar belakangan kursi-kursi kosong. Rovers menang 2-0.
Matthew Lewis/Getty Images
Blackburn Rovers (seragam biru-putih) dan Blackpool bertanding di babak IV Piala FA, di Stadion Ewood Park, 28 Januari 2017, dengan latar belakangan kursi-kursi kosong. Rovers menang 2-0.

Pada awal musim ini, Duffy sudah pindah ke klub Divisi Championship lainnya, Brighton and Hove Albion. Sementara Steele masih menetap, menjadi kiper nomor satu Rovers.

Wajar saja kalau Rovers tidak bisa belanja pemain, karena menurut The Telegraph, sejak dibeli oleh Venky’s, utang Rovers menjadi lima kali lipat lebih banyak, yaitu menjadi 104,2 juta pound.

Pada demo #EmptyEwood tersebut, hanya 9.000 penonton yang hadir di Ewood Park. Seribu orang di antaranya adalah suporter Blackpool. Seandainya bisa mengosongkan semua tribun dengan sempurna, maka protes akan lebih terasa, namun BRAG paham sulit untuk melakukannya. Organisasi itu menghargai mereka yang tetap datang ke stadion.

Bahkan, tanpa protes itu saja, suporter yang datang ke Ewood Park dari pekan ke pekan pun sudah berkurang. Dengan kapasitas lebih dari 31 ribu tempat duduk, musim ini stadion itu rata-rata hanya berisi 10 ribu orang.

Sebenarnya, ini bukan protes pertama yang dilakukan. Mereka telah membuat demo yang diberi nama “Protes 1875”. Angka itu adalah tahun kelahiran Rovers.

Dilakukan saat menjamu Wolverhampton Wanderers, pada 29 Oktober tahun lalu, pada menit ke-18 pertandingan berjalan, para suporter memasuki lapangan. Lalu, mereka melakukannya sekali lagi pada menit ke-75, tidak peduli berapa skor pada saat itu.

Manajer Rovers, Owen Coyle, tidak bisa melarang para suporter untuk melakukan demo. “Saya selalu mengatakan kami hanya bisa mengendalikan apa yang terjadi di lapangan. Suporter punya hak untuk melakukannya, namun saya akan memastikan para pemain bisa mengendalikan apa yang terjadi di dalam lapangan,” kata Coyle, kepada The Lancashire Telegraph.

Aksi BRAG itu ditemani oleh kelompok suporter Blackpool, The Tangerine Knight dan The Blackpool Supporters Trust. Blackpool juga dalam kondisi nyaris sama dengan Rovers, atau malah lebih buruk.

“Sekarang, aksi suporter Rovers sudah terdokumentasi secara global berkat #EmptyEwood. Kami menantang Keluarga Rao dan FA untuk meresponnya,” kata Mark Fish, presiden BRAG. Salah satu tuntutan dari kelompok suporter itu adalah jual saja Rovers kepada pihak lain, jika memang Venky's tak lagi sanggup menanganinya.


Editor : Jalu Wisnu Wirajati
Sumber : The Telegraph, The Lancashire Telegraph


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X