UNICEF dan FC Barcelona Bantu Anak-anak Difabel di Indonesia

By Verdi Hendrawan - Rabu, 1 Februari 2017 | 13:36 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy (baju putih) bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad (kiri) bersama perwakilan UNICEF (kanan) dan FC BArcelona (kedua dari kanan), dalam peresmian penerapan metodologi pendidikan inklusif di Indonesia yang dikembangkan oleh FutbolNet di Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2017).
VERDI HENDRAWAN/JUARA.NET
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy (baju putih) bersama Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Hamid Muhammad (kiri) bersama perwakilan UNICEF (kanan) dan FC BArcelona (kedua dari kanan), dalam peresmian penerapan metodologi pendidikan inklusif di Indonesia yang dikembangkan oleh FutbolNet di Sekolah Luar Biasa Pembina Tingkat Nasional, Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Rabu (1/2/2017).

Dalam penerapannya di Indonesia, olahraga yang digunakan adalah sepak bola sebagai cabang favorit. Meski bernama FutbolNet, sepak bola tidak selalu digunakan dalam satu negara.

Baca Juga:

"Kami memilih Indonesia berdasarkan strategi dari pemikiran UNICEF. Selain itu, negara ini juga memiliki semangat yang besar kepada sepak bola, terutama Barcelona. Kami memiliki banyak fans dari Indonesia," ucap Marc, salah satu perwakilan FC Barcelona Foundation.

"Kami sangat berharap metode ini dapat diterapkan oleh semua unsur pendidik di Indonesia, baik di dalam maupun di luar sekolah dengan berbagai cara," katanya.

Dalam memperkenalkan metode ini, UNICEF dan Barcelona juga akan menggelar seminar pada 2 hingga 5 Februari 2017 yang akan diikuti oleh pemerintah, guru, pelatih, dan relawan remaja yang bekerja dengan anak-anak jalanan dan dari wilayah rentan bencana.

Harapan dari seminar ini adalah agar pengetahuan yang didapat oleh para peserta akan meningkatkan kapasitas mereka dalam kegiatan belajar dan mengajar yang inklusif di sekolah masing-masing, terutama bagi guru-guru di sekolah regular, madrasah, dan sekolah satu atap.

Selain itu, kegiatan ini juga dilakukan demi membantu program Pemerintah Indonesia dalam mencapai target pendidikan universal bagi anak-anak dan remaja usia 7-18 tahun.


Editor : Firzie A. Idris
Sumber : -


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X