Adaptif Menjadi Kunci Liverpool Menjamu Tottenham

By Sabtu, 11 Februari 2017 | 11:22 WIB
Phillipe Coutinho dan Christian Eriksen, dua aktor yang akan berperan dalam laga seru di Stadion Anfield pada Sabtu (11/2/2017).
JULIAN FINNEY/GETTY IMAGES, JORDAN MANSFIELD/GETTY IMAGES
Phillipe Coutinho dan Christian Eriksen, dua aktor yang akan berperan dalam laga seru di Stadion Anfield pada Sabtu (11/2/2017).

Adaptif. Kata itu tampak cukup pas sebagai label penampilan Liverpool FC di kebanyakan musim, terutama musim ini. Maknanya bisa negatif, bisa juga positif, tergantung lawan yang dihadapi Si Merah.

Penulis: Christian Gunawan

Liverpool menjadi salah satu daya tarik besar Premier League musim ini dengan permainan menekan.

Dengan gaya seperti ini, Si Merah mendulang kemenangan mengesankan atas tim-tim kuat pesaing sehingga menjadi favorit juara.

Akan tetapi, pasukan Juergen Klopp kerap tampil semenjana saat menghadapi klub-klub medioker, terutama yang bertahan seperti tidak punya pilihan lain.

Dengan kelemahan di lini belakang, serangan balik klub-klub gurem ini menjadi malapetaka buat Liverpool.

Baca juga:

Jadilah Liverpool bisa menang lewat penampilan meyakinkan atas sesama kandidat kampiun seperti Arsenal, Chelsea, dan Manchester City.

Akan tetapi, Si Merah lantas kalah dari Burnley, Bournemouth, Swansea, dan terakhir Hull City.

Kekalahan dari Hull bak memberikan vonis The Reds tidak pantas berada di daftar favorit juara.

Sejak awal tahun sampai laga di Stadion KCOM itu, Reds hanya mendulang tiga poin dari lima partai tanpa pernah menang, ditambah kekalahan mengejutkan di Anfield dari Swansea.

Tersingkir dari Piala Liga dan Piala FA menegaskan kepayahan Reds.

Juergen Klopp mendesak timnya untuk memberikan reaksi: bangkit!

“Saya tak menyukainya, namun mesti menerima bahwa orang mengatakan kami memiliki rekor bagus melawan tim kuat. Tetapi, melawan tim-tim lain kami tak mempunyai catatan serupa. Anggapan yang tepat saat ini, tetapi terasa menyakitkan,” ucap Klopp di ESPN.

Pelatih Jerman itu menyatakan dirinya tak terbiasa dengan status itu sebab sebagian besar klub yang ia bela atau latih terbilang lemah.

“Kami tak pernah memiliki kesempatan menang jika tim lain bermain 100 persen. Jadi, kami mesti tampil 100 persen. Hal itulah yang mesti diperlihatkan Liverpool di kamar ganti, lapangan, dan tempat latihan. Reaksi!” ucap Klopp.

Hasil imbang di Anfild melawan pemuncak klasemen, Chelsea, di akhir Januari masih menunjukkan kualitas Liverpool.

Namun, The Reds terlihat sudah sukar mengejar Chelski. Tak cuma sulit menjadi juara, Liverpool kini sudah berada di luar empat besar.

Pada Sabtu (11/2), Liverpool menemui ujian yang sama sekali tak ringan seiring niat untuk bangkit.

Tottenham, salah satu klub yang justru menanjak sejak Desember hingga berada di peringkat kedua sebelum pekan ke-25, akan menyambangi Anfield.

Setelah kalah dari Manchester United pada 11 Desember, Spurs melesat dengan sembilan partai tanpa terkalahkan, tujuh di antaranya berakhir dengan poin penuh.

Liverpool bakal berusaha agar laga ini akan menjadi titik balik arah perkembangan musim. Kembali ke zona Liga Champions dengan mengalahkan pesaing akan mengembalikan kepercayaan diri Reds sampai akhir musim.

Kemampuan Si Merah tak pelak akan dipertanyakan. Jawabannya mungkin terletak kepada “adaptif” tadi. Si Merah akan tampil ganas saat menghadapi lawan kuat.

Tottenham tentu datang dengan keyakinan yang juga tinggi. Apalagi, mereka adalah penakluk terakhir Chelsea, si pemuncak klasemen.

Hanya, salah satu kelemahan Spurs musim ini adalah catatan tandang yang kurang meyakinkan.

Spurs kalah saat datang ke kandang Chelsea dan Man. United.

Belum termasuk enam hasil imbang kala bertandang, termasuk di rumah Man. City dan Arsenal.

Empat kemenangan tandang Spurs adalah yang tersedikit di antara enam besar di klasemen.

Pada akhirnya, Liverpool akan menyandarkan harapannya kepada Anfield. Kekalahan kandang terakhir Reds di liga dari Spurs terjadi pada Mei 2011. Kekalahan itu hanya yang kedua di era Premier League setelah 1993-1994.

Musim ini, The Reds sudah pernah menang atas Spurs di Anfield. Hanya, hasil itu terjadi di Piala Liga, ajang tempat manajer menurunkan pelapis.

Perburuan papan atas adalah pertaruhan utama laga ini. Duel nanti akan semakin menarik karena kemiripan permainan.

Pertukaran permainan menekan bakal tergelar sepanjang laga dan boleh jadi akan ditentukan perbedaan tipis racikan dua manajer muda, Klopp dan Mauricio Pochettino.

Begitu pula keputusan yang diambil para pemain, terutama yang kreatif seperti Philippe Coutinho atau Christian Eriksen.

Dari kesamaan itu, hasil imbang, seperti di pertemuan pertama musim ini pada 27 Agustus, mungkin yang paling adil, tetapi tak ideal buat Liverpool.

Hanya kemenangan yang ideal bagi Reds. Hasil itulah yang akan dicatat Merseyside Merah.

PRAKIRAAN FORMASI

Liverpool (4-2-3-1): 22‑Mignolet, 2‑Clyne, 32‑Matip, 21‑Lucas, 7‑Milner, 14‑Henderson, 23‑Can, 19‑Mane, 20‑Lallana, 10‑Coutinho, 11‑Firmino

Tottenham Hotspurs (4-2-3-1): 1-Lloris, 2‑Walker, 15-Dier, 4‑Alderweireld, 33‑Davies, 12‑Wanyama, 19‑Dembele, 23‑Eriksen, 20‑Alli, 7‑Son, 10‑Kane


(ANDREAS JOEVI/JUARA.NET)


Editor : Weshley Hutagalung
Sumber : Tabloid BOLA No.2.741


Komentar

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

SELANJUTNYA INDEX BERITA

Close Ads X